1.500 Bibit Pohon ditanam di Miniatur Hutan Tropis

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor ketika menanam pohon di Hari Bakti Rimbawan ke -36 di Miniatur Hutan Tropis, Jum’at(8/3).(foto: salman/brt).

Banjarbaru, BARITOPOST.CO.ID – Sebanyak 1500 bibit pohon ditanam di kawasan Miniatur Hutan Tropis di Komplek Perkantoran Pemprov Kalsel, Jum’at (8/3) pagi.

Kegiatan penanaman pohon itu merupakan rangkaian acara Hari Bakti Rimbawan ke-36 Provinsi Kalsel.

Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor mengatakan, kegiatan menanam harus dilakukan sampai akhir hayat. Menurutnya, hidup yang diidamkan umat manusia adalah hidup dibawah kesejukan, ketenangan dan kenyamanan.

“Hari ini yang bisa menghadirkan kesejukan adalah tanaman pohon. Karena pohon lah yang memberi ruang kita untuk bernafas dengan pepohonan menghasilkan O2 untuk makhluk sekitarnya. Kita mestinya bergerak dan terus bergerak untuk melakukan penanaman sampai akhir hayat,” kata gubernur kepada wartawan usai kegiatan menanam pohon.

Rimbawan, menurut gubernur, sejatinya adalah sahabat setia dari pepohonan. Maka, imbuhnya, seorang rimbawan tidak bisa hidup tanpa pohon. Dengan demikian, setiap orang harus menghadirkan jiwa rimbawan dalam dirinya.

Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan jumlah 1500 pohon yang ditanam terdiri dari 4 kelompok jenis.

Jenis itu adalah ulin, meranti, mahoni dan trembesi.

Hanif menuturkan kegiatan penanaman di kawasan seluas 94 hektare itu akan selesai dalam jangka waktu 1 tahun ke depan.

“Setahun sudah selesai. Insya Allah tahun 2020 sudah tertutupi naungan semua. Disini di blok ulin berdiri suatu pohon langka ciri khas Kalimantan dan punya nilai ekonomi sangat tinggi.Kita jadikan miniatur dan bila kita tiada inilah karya kita,” bebernya.

Selain ulin, tambahnya, ada pula pohon meranti yang merupakan ciri khas Kalsel dan juga pohon-pohon yang hanya ada di hutan tropis. “Nanti bila kita telah tiada inilah yang menghadirkan kita dan dititipkan ke generasi mendatang. Maka dari itu jiwa rimbawan harus senantiasa dibangkitkan,” tegasnya.

Dia menekankan bahwa rimbawan bukan hanya mereka yang bekerja di dinas kehutanan. Semua yang cinta hutan, cinta pohon dan cinta lingkungan adalah rimbawan.Membangkitkan jiwa rimbawan semua yang cinta pohon cinta hutan cinta lingkungan bukan hanya di dinas kehutanan.

“Tahun ini kita makin serus dan media harus memberikan edukasi ke masyarakat bahwa kita serius menanam. Sehingga masyarakat juga semakin serius. Saat ini untuk masyarakat sudah di distribusikan 150 ribu batang untuk kelompok tani hutan. Jadi kita tidak hanya di kota , kita telah melebarkan kegiatan ini sampai di fondasi kehutanan yaitu di dalam kawasan hutan itu.Semoga kita berhasil,” harap Hanif.

Lebih lanjut Hanif mengungkapkan luas lahan kritis di Kalsel 640 hektare di tahun 2016. Saat ini, dengan kegiatan penanaman dalam beberapa tahun yang telah dilakukan, kemudian terjadi peningkatan tutupan tajuk, maka berdasarkan penilaian akhir, luas lahan kritis tersisa 511 ribu hektare. Artinya, terang pejabat yang telah bergelar doktor itu, untuk luasan yang kecil, Kalsel termasuk terbanyak karena luasan hutan hanya 1,7 juta hektare.

“Artinya hampir 30 persen lahan kritis yang harus kita bangkitkan segera . Kalau kita dengan 32 ribu hektare kita perlu waktu 20 tahun, itu kalau sungguh-sungguh. Kalau tidak, maka akan semakin terlambat menangani lingkungan,” cetusnya.

Hanif mengakui bahwa jumlah rimbawan yang saat ini ada 600 orang sangat kurang untuk menjaga dan merawat hutan.

Sehingga pihaknya berupaya menggandeng dan menciptakan masyarakat untuk menjadi rimbawan semesta.tya/slm

Related posts

Yudisium Sarjana, Dekan FH Uniska: Masyarakat Membutuhkan Orang Hukum

Kelola Pasar Tradisional dengan Bersih dan Nyaman

Masjid Al Jihad Banjarmasin Dinobatkan Sebagai Masjid Unggulan Percontohan Nasional