MASUK INCINERATOR-Kasat Kasat Narkoba Polresta Banjarmasin Kompol H Wahyu Hidayat saat memasukkan barang bukti narkoba ke dalam Incinerator milik RS Moch Ansari Saleh, Rabu (2/10/2019) pagi. (foto:sum/brt)
Banjarmasin, BARITO
Untuk kedua kalinya narkotika yang diungkap Sat Narkoba Polresta pemusnahannya menggunakan Incinerator RS Moch Ansari Saleh, Rabu (2/10/2019) pagi. Sebelumnya barbuk dilakukan tes pakai alat deteksi itu menghadirkan sebanyak tersangka 21 orang dari 20 Laporan Polisi (LP).
Narkoba yang dimusnahkan itu terdiri dari sabu 1.559,19 Gram atau 1 Kg lebih dan Ekstasi 1.276 butir. Ungkap narkoba itu juga termasuk dari temuam polsek-polsek selama dua bulan lalu.
“Kalau 1 Gram Sabu dapat selamatkan 15 jiwa, berarti kami dapat selamatkan 24 ribu jiwa,”sebut Kasat Narkoba Polresta Banjarmasin Kompol H Wahyu Hidayat saat memimpin pemusnahan tersebut.
Pemusnahan Narkoba itu merupakan kedua kaliya, setelah 11April lalu di era Kompol Herry Purwanto. Kemudian dilanjutkan H Wahyu Hidayat, mantan Kapolsek Banjarmasin Tengah ini.
Dia menambakan pemusnahan menggunakan tungku atau tangki alias incinerator yang panasnya apinya mencapai 1.200 derajat. Alat pembakar sampah B3 itu dengan mudah disemprot api hingga narkoba menjadi debu.
Dengan incinerator ini bisa menghancurkan seakan meleburkan besi, apalagi cuma narkoba. Sehingga barang bukti narkoba ini bisa habis kemudian tidak ada limbahnya. Pemusnahan narkoba pakai incinerator itu disaksikan oleh pihak kejaksan negeri Banjarmasin, Balai Besar POM Banjarmasin, pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) serta Staf Ahli Kota Bajarmasin Gazi Ahmad dan DLH dan Wakil Direktur RS M Ansari Saleh sendiri maupun BNNP Kota setempat.
Kasat Narkoba Polresta Banjarmasin Kompol Wahyu Hidayat mengatakan, pemusnahan menggunakan incenerator itu lebih ramah lingkungan. Karena selama ini pihaknya membakar atau mencampur dengan air diterjen hingga dibuang ke got, diduga akan mencemari air sungai sekitar.
Kenapa juga harus pakai incinerator, karena waktu dulu barbuk dibakar dan dibuang ke TPA, dikatakan kurang aman sehingga setelah berkoordinasi dengan pihak terkait hingga dapat dimusnahkan alat tersebut yang dapat membakar 400 Kg limbah B3.
Arsuma