Mubalig Muhammadiyah Diminta Adaptif dengan Perkembangan Dakwah

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Kiai Saad Ibrahim

Jakarta, BARITOPOST.CO.ID – Ajakan atau dakwah yang dilakukan mubalig Muhammadiyah tidak untuk menghakimi. Dakwah harus dilakukan dengan kebaikan di situasi apapun. Sebagaimana kisah seorang perempuan tuna susila yang memberi minum anjing kehausan, lalu Allah masukkan dia ke surga.

‘Dakwah tidak boleh dengan memaksakan kehendak, sebab hidayah merupakan hak prerogatif yang hanya dimiliki oleh Allah SWT. Sesuai Surat Asy Syu’ara ayat 78 sampai 80 yang menyebut sumber hidayah, rizki, dan penyembuh dari sakit itu adalah Allah SWT,’ ucap Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Kiai Saad Ibrahim.

Kiai Saad menegaskan, manusia pada dasarnya baik hingga terbukti sebaliknya. Maka supaya muballigh tidak mudah menghakimi seseorang sebagai kafir atau jahat, melainkan terus berusaha menyampaikan dakwah dengan baik.

Ia menyinggung medium dakwah yang terus berkembang. ‘Mubalig Muhammadiyah diminta adaptif dengan perkembangan dan perubahan medium dakwah, lebih-lebih dengan teknologi informasi yang berkembang semakin pesat,’ imbuhnya. (*)

Related posts

Di Tanah Suci Puasa Ramadan, Berapa Durasinya

Perempuan Perampok di Pemurus Dalam Aniaya Korban, Terekam CCTV

Siap Melesat di Asia Talent Cup 2025, AHM Andalkan 4 Pebalap Muda Berbakat