TEPAT hari ini, 15 Agustus 2020, Pemimpin Umum Surat Kabar Harian Barito Post, Haji Guntur Prawira SE, memasuki usia 70 tahun. Hampir separuh hidupnya didedikasikan untuk membangun pers di Kalimantan Selatan.
Sejak tahun 70-an, Guntur sudah aktif di dunia kewartawanan sebagai koresponden sebuah media besar di Ibu Kota untuk wilayah Kalsel.
Pada pertengahan tahun 80-an, Guntur yang waktu itu juga berkiprah di dunia usaha, ikut menukangi Surat Kabar Harian Dinamika Berita (sekarang Kalimantan Post) bersama H Djohar Hamid dan H Taufik Effendie.
Di penghujung era Orde Baru, tahun 1998, Guntur mendirikan koran Barito Post, yang pada awalnya bermarkas di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Memasuki era reformasi, Guntur membawa hijrah Barito Post ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Sempat mengalami pasang surut, Guntur pantang menyerah mempertahankan eksistensi Harian Barito Post di tengah maraknya pertumbuhan media massa baru di Kalsel, yang memanfaatkan kemudahan regulasi mendirikan media di masa reformasi.
Bahkan, Guntur rela menjual harta pribadinya untuk mendanai agar mesin cetak bisa terus berputar dan Barito Post tetap hadir di tengah khalayak. “Harta boleh habis, tapi jiwa pengabdian saya ke media tak bisa digantikan dan dihalangi,” tegasnya.
Semangat Gunturberkiprah di dunia pers terus menyala. Karena memang dunia jurnalistik sudah mendarah daging dalam dirinya.
“Ketika sensor berkuasa, ketika kekuasaan menindas akal sehat, maka jurnalisme harus melawan. Itu esensi seorang wartawan,” kata Guntur, setiap memimpin rapat redaksi.
Dia juga kerap mewanti-wanti wartawan Barito Post bahwa media jangan pernah menghasilkan berita yang tidak berdasarkan fakta dan hanya didasarkan atas permainan dengan penguasa.
Guntur selalu mengajak wartawan dan media massa menjunjung tinggi etika publik. Jangan sampai awak media bertindak sebaliknya. Wartawan perlu memberikan contoh-contoh terbaik ke masyarakat.
“Ini yang menjadi perhatian kita bersama. Jangan sampai sebagai orang dan instrumen yang mendorong perubahan kita tak mampu menunjukkan contoh yang baik dalam beretika. Pers itu harus betul-betul benar dan menjadi contoh dalam beretika, termasuk dalam menjalankan fungsinya,” katanya.
Guntur Prawira menambahkan pers yang bermartabat harus memiliki empat modal utama.
Yaitu, tetap loyal, setia, dan taat menjalankan prinsip jurnalisme demokratis, pers menjaga independensi, serta terakhir adalah pers tetap menjaga dirinya sebagai institusi publik.
Barakallahu fii umrik, Pak Guntur. Perjuangan tulusmu membesarkan Harian Barito Post dan membina kader wartawan tidak bisa dibalas dengan apapun.
Semoga berkah di umur yang ke 70 tahun ini. Milad Mubarak H Guntur Prawira, SE, Pemimpin Umum Barito Post. ang/dya