Banjarmasin, BARITO – Calon petahana Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor menyebut, infrastruktur jalan di provinsi ini sebagian besar dalam kondisi mantap, mencapai 80,25 persen.
“Alhamdulilah, sebenarnya kondisi jalan yang layak dilewati, jauh lebih besar dibandingkan yang rusak. Untuk jalan yang menjadi kewenangan provinsi, saya dengar kawan-kawan di PUPR Kalsel tetap bekerja dengan baik. Namun, karena sedang cuti, tak bisa mencampuri,” ucap Paman Birin, begitu sapaan akrabnya.
Begitu pula untuk jalan yang menjadi kewenangan pusat atau jalan nasional, tambahnya, koordinasi antara Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wil XI dan Dinas PUPR juga lancar.
Menurut dia, yang harus dipahami masyarakat adalah beda kelas jalan. Sesuai Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004, klasifikasinya berbeda-beda. Jalan arteri dan jalan kolektor yang menghubungkan antar ibukota provinsi, jalan strategis nasional, serta jalan tol, dinamakan jalan nasional. Kewenangannnya berada di pemerintah pusat.
Kemudian, jalan kolektor yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/ kota atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi, disebut jalan provinsi. Begitu pula jalan kabupaten, kriterianya adalah jalan lokal yang tidak termasuk jalan nasional maupun jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal dan jalan strategis kabupaten.
“Yang terjadi sekarang terkadang aneh. Jalan di kecamatan rusak, yang disalahkan gubernur. Ada jalan titian yang bermasalah, eh gubernur lagi yang disalahkan. Tapi tak mengapa, mungkin karena ketidaktahuan saja itu. Namun, jalan yang kondisinya baik, jauh lebih banyak. Kalau pun ada yang rusak, terkadang informasinya terlalu dibesar-besarkan. Maklumlah lagi musim politik,” ucapnya.
Berdasarkan data Dinas PUPR Kalsel yang diperolehnya, untuk jalan provinsi yang menjadi kewenangan Pemprov Kalsel adalah 756,12 Km, dengan kondisi mantap 80,25 % pada tahun 2020. Sedangkan jalan nasional sepanjang 1.204,30 km, dengan kondisi mantap sebesar 94,09 % di tahun 2020.
Ke depan, di bidang infrastruktur jalan, jelas Paman Birin, ia bersama H Muhidin memprioritaskan penuntasan pembangunan untuk mendukung kawasan Ibu Kota Negara (IKN) melalui pembangunan jalan bebas hambatan, dari Banjarbaru ke Batulicin.
Beberapa rencana pembangunan jalan juga disiapkan untuk mendukung sektor pariwisata. Seperti di kawasan Loksado (Hulu Sungai Selatan), Angsana (Tanah Bumbu), Mandin Mangapan, Kiram, dan Tahura (Kabupaten Banjar).
Pembangunan jembatan Kotabaru – Pulau Laut juga kembali digulirkan. Infrastruktur ini strategis karena berfungsi sebagai konektivitas antara kawasan industri Batulicin di Tanah Bumbu, serta kawasan ekonomi khusus Mekar Putih di Kotabaru. Apalagi dengan kehadiran IKN di Kaltim, nilai strategisnya semakin tinggi.
Selain itu, preservasi Jalan Simpang Handil Bakti (Simpang Serapat) – Km 17 (By Pass Banjarmasin), saat ini sedang berjalan. Seperti pelebaran jalan menuju standar, preservasi rekonstruksi, rehabilitasi jalan, pemeliharaan rutin, penanganan drainase, trotoar, dan fasilitas keselamatan jalan.
Walau pembangunan jalan nasional Simpang Handil Bakti – Kilometer 17 yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR, pemerintah provinsi berperan aktif dan turut serta dalam melakukan pembebasan lahan.
Untuk mendukung proyek strategis nasional, yaitu Bandara Syamsudin Noor, Pemprov Kalsel mendukung kegiatan pembebasan lahan untuk pembangunan jalan yang akan dilaksanakan pemerintah pusat.
“Jika kita dibilang tidak bekerja dengan baik, itu salah besar. Banyak proyek infrastruktur yang justru kini dirasakan manfaatnya,” tegas Paman Birin.
Seperti pembangunan jembatan Sungai Lulut. Sekadar diketahui, masalah kawasan di perbatasan Banjarmasin – Kabupaten Banjar itu selama ini adalah kemacetan. Karena jembatan yang ada di sana tidak layak dan sempit. Pemprov kemudian membangun ulang jembatan dengan lebar 12 meter dan panjang 33,65 meter dengan badan jalan diaspal. Awalnya jembatan kayu ulin, kini sudah beton. Macet tak terjadi lagi.
Kemudian, pembangunan jembatan Pendidikan Sekumpul dengan total lebar 10 meter dan panjang 26, meter. Jembatan ini juga untuk mengurai macet yang sering terjadi pada peringtan haul KH Zaini Ghani atau Guru Sekumpul setiap tahunnya.
Pekerjaan lain yang sedang dituntaskan, peningkatan Jalan Lingkar Dalam Selatan, pembangunan jalan alternatif Makam Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dengan panjang total rencana jalan 5,2 km dan lebar 20 meter. Realisasinya sudah sepanjang 500 meter. Juga pembangunan jembatan di Loksado sepanjang 30,590 meter dan total lebar 8 meter dengan permukaan jalan di aspal.
Di Kabupaten Balangan, baru saja dirampungkan pekerjaan pengaspalan jalan sepanjang 4,5 kilometer atau 4.500 meter di sepanjang Kecamatan Lampihong dan Paringin. Diharapkan, dengan adanya pengaspalan jalan tersebut dapat memberikan kenyamanan masyarakat pengguna jalan, sekaligus dapat memberikan kelancaran dan kemudahan bagi lalu lintas perekonomian masyarakat.
Di Kabupaten Hulu Sungai Utara, juga dirampungkan dua pekerjaan tahun anggaran 2020. Yaitu rehabilitasi jalan antara Desa Banjang – Pulau Nyiur. Selain itu, pelebaran jalan Muara Tapus – Nagara (Hulu Sungai Selatan) juga diselesaikan.
Rilis/Salman