Agar Kedamaian NU Terjaga, Rais Syuriah NU Kalsel Minta Muktamar di Percepat

by admin
0 comments 2 minutes read

Banjarmasin – Rais Syuriah NU Kalsel, KH Muhammad Ramli, memilih opsi Muktamar di percepat, sekitar minggu kedua bulan Desember besok. Alasannya, agar kedamaian ditubuh NU tetap terjaga dan terpelihara.

 

Pimpinan Pesantren Mathlaul Anwar Kecamatan Alabio, HSU, Kalsel (190 kilometer utara Banjarmasin) ini melihat ada kegundahan serta kecemasan yang mendalam, setelah mengamati narasi-narasi yang berkembang menghadapi muktamar NU. Bully-an dan cacian dari figur-figur dan kelompok-kelompok tertentu, terus menyeruak. Ini tak bisa dibiarkan, karena bisa membikin citra buruk NU yang warganya sudah lebih separo dari penduduk bumi nusantara ini.

 

Jika muktamar sampai ditunda sampai ke tahun 2022 yang akan datang, maka kondisinya akan semakin parah dan tak menguntungkan. NU akan menjadi bulan-bulanan banyak pihak. Maka itu solusinya muktamar dipercepat, tutur ulama berusia 83 tahun ini.

 

Ia melihat, elite-elite NU yang terlibat dalam kontestasi ini sepertinya kurang memikirkan nasib jam’iyah. Terbukti ada yang sampai bikin narasi melalui video yang disebar ke publik, yang isinya jauh dari tata krama ke-NU-an, yang santun, yang damai, seperti doktrin kemasyarakatan NU, yakni tawasuth, tasamuh, tawazun, dan ‘adalah. “Bagaimana mungkin ini bisa dilegalkan” tegasnya.

 

Oleh karena itu, Kyai yang terkenal aktive ber-NU ini menghimbau kepada semua elite NU Kalsel, seperti yang disampaikan dalam beberapa kali kesempatan rapat via zoom, selalu mendorong elite dan aktivis NU se Kalsel untuk selalu menjalankan doktrin ke-NU-an dengan baik. Jangan ada elite-elite dan aktivis NU Kalsel yang berperilaku buruk, ikutan membully, dan sebagainya.

 

Menurutnya, konflik di NU kerap terjadi dari muktamar ke muktamar. Konflik terparah saat muktamar di Cipasung tahun 1994, yang menyebabkan NU terbelah dua. Pengalaman ini mengharuskan kita semua agar menghindarinya, agar jam’iyah tetap surviv.

 

Kyai yang pernah nyantri di Jombang ini juga mengingatkan semua elite NU nasional, untuk sama2 introspeksi, kita ber-NU ini untuk apa ? Jika memang ingin meneruskan hajat dan misi mulia Hadratus Syekh Kyai Hasyim Asy’ari, Kyai Cholil Bangkalan, Kyai Wahab Hasbullah, dll nya, ada baiknya kita berpikipir ke depan, yang nampaknya semakin ruwet. Kurangilah tensi perbedaan dan konflik jam’iyah.

ang

 

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment