Ala Pemilu Dalam Memilih Ketua Mesjid Besar Al Manar

Pelaihari,BARITO – Tidak semata hanya oleh Koimisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggaran pemilihan presiden, gubernur, anggota DPRD dan bupati, seperti layaknya proses Pemilu hal itu juga dilakukan dalam pemilihan ketua mesjid besar Al Manar Pelaihari.

Kamis, (20/8) di gedung Islamic Center Pelaihari, proses pemilihan ketua mesjid besar masjid Al Manar Pelaihari dilakukan, dan dalam pemilihan tersebut ada 3 orang calonnya yakni Zuchri,S.Pd.I, Drs.H. Muhammad Riduansyah,MSi dan Drs.H.Ahmad Nurdin.

Layaknya proses pemilu, para pemilih yang melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat serta kaum muda menyerahkan undangan kepanitia pemilihan, untuk selanjutnya mendapatkan surat suara, dan mencoblosnya.

Ketua tim formatur Taufik Kuderat sebelum proses pemilihan berlangsung mengatakan, latar belakang adanya pemilihan dengan cara seperti pemilu lantaran sebelum-sebelumnya ditahun yang lalu hanya secara internal dilingkup pengurusnya saja yang menentukan pimpinan, dan disatu sisi memang dibulan Agustus ini masa jabatan ketua yang lama berakhir. Para pemilihnya pun dari perwakilan-perwakilan dari masyarakat, baik tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan Rt, perwakilan dari kaum perempuan dan lain sebagainya.

“Dari hasil penjaringan tim formatur ada 82 orang pemilih atau Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan calonnya 3 orang,”terang Taufik.

Dalam rangkaian pemilihan juga diisi dengan laporan pertanggung jawaban keuangan dari pengurus tahun sebelumnya berikut tanya jawab kalau ada yang merasa belum jelas tentang penggunaan keuangan mesjid, maupun aset mesjid, kemudian para calon ketua menyampaikan visi dan misinya baru diteruskan dengan proses pencoblosan gambar masing-masing calon.

Ia menambahkan, proses pencalonan ketua melalui Rt masing-masing yang disampaikan ke tim formatur, dan calon sendiri adalah pensiunan ASN dan 2 orang dari tokoh agama, jelasnya.

Proses pemilihan pun juga menggunakan para saksi 3 orang. Setiap pemilih juga masuk kedalam bilik suara dan memasukan suaranya kedalam kota pemilu sesungguhnya dari bahan alumunium akan tetapi pemilih tidak mencelupkan tinta sebagai tanda sudah memilih.

Salah seorang pemilih yang tinggal dikawasan komplek mesjid besar Al Manar Drs.H.Adriansyah yang biasa disapa Aad dan merupakan mantan bupati Tala 2 periode menuturkan, proses seperti ini sangatlah bagus sesuai dengan anjuran agama Islam dimana dalam memilih ketua dengan jalan demokrasi termasuk sesuai dengan Pancasila melalui musyawarah dan mufakat.

“Bertepatan dengan 1 Muharram atau tahun baru islam 1442 H, semoga proses ini membawa berkah, Alhamdulillah warga disini pun sangat antusias. Tidak ada salahnya pola dalam Pemilu sesungguhnya diterapkan, yang terpenting silaturahmi dan bebas mengeluarkan pendapat apa-apa yang bisa dilakukan dalam rangka memakmurkan mesjid,”ungkap Aad.

Visi misi yang disampaikan masing-masing calon ketua sangat baik dan berkeinginan untuk melakukan perbaikan manajemen mesjid besar Al Manar, dan berupaya memberikan hal yang terbaik bagi mesjid. Mesjid besar Al Manar sendiri dibangun era Presiden RI Suharto yang meresmikannya ditahun 1986 lalu melalui Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila.

Hasilnya, calon ketua nomor urut 3 atas nama Drs.H.Ahmad Nurdin unggul dengan suara sebanyak 28 suara, sementara calon ketua nomor urut 1 atas nama Zuchri,S.Pd.I memperoleh suara sebanyak 19 suara, dan calon ketua nomor urut 2 Drs.H. Muhammad Riduansyah,MSi hanya memperoleh suara sebanyak 13 suara, dan 1 surat suara tidak sah lantaran dipilih ketiganya.

Proses pemilihan sendiri tetap mengedepankan protokol kesehatan karena masih dalam masa pandemi covid 19, dimana setiap undangan yang datang wajib menggunakan masker dan mencuci tangan dengan Hand Sanitiser yang telah disediakan panitia pelaksana.

Penulis: Basuki

Related posts

Antisipasi Serangan Siber, SDM Diskominfo Kalsel Ikuti Pelatihan CSCU

Kesiapan Telkomsel Menghadapi Pilkada Serentak 2024

Komisi III DPRD Kalsel Minta Dukungan Kementerian PUPR Realisasikan Pembangunan TPST Regional Banjarbakula