Sejumlah penggiat pariwisata dari ASITA Kalsel berfoto bersama pada studi banding di Provinsi Bali, Rabu (2/10). (Foto:ist/brt)
Denpasar, BARITO – Demi mendorong sektor pariwisata menjadi salah satu andalan pendapatan daerah, Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) atau Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia Kalimantan Selatan berguru ke Bali.
Keberangkatan sejumlah penggiat pariwisata Banjarmasin ini, sebagai upaya menggali pengetahuan pemasaran dan manajemen wisata. Hal ini dilakukan juga untuk membantu percepatan pembangunan dan pengembangan pariwisata Kalimantan Selatan.
Apalagi dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini terjadi “kelesuan” dalam bisnis pertambangan dan perkebunan.
Pengiriman delegasi praktisi pariwisata Banjarmasin, sebagai bagian meningkatkan kemampuan dan pengetahuan berbasis pariwisata. Apalagi sumber daya alam dan destinasi wisata yang mengandalkan keaslian pesona alamnya
Ketua Delegasi, yang juga Sekretaris ASITA Kalimantan Selatan, Hj.Siti Aisyah didampingi Dewan Pertimbangan ASITA Kalsel, Hj. Armistiany mengatakan keberangkatan mereka ke Bali sebagai tindak lanjut membangun kerjasama dengan ASITA Bali melalui sebuah nota kesepahaman.
“Bali masih menjadi barometer untuk belajar manajemen pariwisata nasional. Melalui kerjasama ada simbiosis mutualisme, sehingga wisatawan mancanegara selain ke Bali mereka bisa meneruskan ke Banjarmasin” terang Hj.Siti Aisyah, Rabu (2/10).
Ketua ASITA Bali, Ketut Ardana, mengapresiasi langkah pelaku usaha pariwisata Kalimantan Selatan , memajukan industri pariwisata nasional, sehingga memberikan energi baru bagi daerah-daerah dalam pengembangan destinasi wisata.
” Saya kira ini strategi cerdas kawan kawan ASITA Kalsel, mendorong sektor pariwisata bergerak maju di era digitalisasi saat ini. Kalsel memang memiliki pesona wisata yang mendunia,” ujarnya.tya