Pelaihari, BARITOPOST.CO.ID – Desa Tajau Pecah di Kecamatan Batu Ampar telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Kalsel dan Pemkab Tala sebagai Desa Multi Etnis.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Tala Rafiki Effendi Selasa, (26/5) mengatakan, dalam masa pandemi covid-19 sekarang, Kesbangpol tetap berusaha untuk melanjutkan program tersebut.
“Desa Multi Etnis membawa dampak positif karena dapat terciptanya kerukunan, baik kerukunan suku, agama maupun adat istiadat yang selama ini terbentuk tetap harmonis,”kata Rafiki.
Baca Juga: Stadion Pertasi Kencana Belum Penuhi Standar
Ia menambahkan, di Kabupaten Tanah Laut sendiri ada 7 buah etnis, sementara pada Desa Tajau Pecahnya terdapat beragam suku seperti suku Banjar, Jawa, Bali, Sunda dan Dayak serta rumah-rumah ibadahnya pun telah ada dengan baik.
Pemerintah provinsi Kalsel dan Pemkab Tala mempunyai tujuan kalau Desa Multi Etnis menjadi pola panutan bagi desa-desa lainnya yang sama-sama memiliki suku atau etnis yang berbeda, agar juga dapat tercipta harmonisasi dan kerukunan, itu semua dibutuhkan peran pemuka agama maupun pemuka adat masing-masing dalam hal sebuah kerukunan.
Baca Juga: Stadion Pertasi Kencana Belum Penuhi Standar
Rafiki menyebutkan, jawal lounching yang nantinya dilakukan oleh bupati Tala H.Sukamta bertepatan dengan kegiatan Manunggal Tuntung Pandang yang jadwalnya di Desa Tajau Pecah sekitar bulan September tahun 2020 mendatang.
Kabid Bina Edielogi dan Wawasan Kebangsaan pada Kesbangpol Tala Nelly Ariani,SH mengungkapkan, Desa Multi Etnis dapat dikembangkan dengan merangkul SKPD pada kegiatan yang ada keterkaitan dengan budayaan kesenian dan Kesatuan Bangsa untuk diarahkan, sehingga bukan hanya menonjolkan satu budaya saja.
Baca Juga: Stadion Pertasi Kencana Belum Penuhi Standar
“Budaya lain pun patut dimunculkan, sehingga pelayanan yang sama dari Pemerintah Daerah tanpa memandang mayoritas, tidak menonjolkan ego etnis akan didapatkan dan berakhir pada sebuah perdamaian,”jelas Nelly.
Salam, kades Tajau Pecah mengungkapkan, kerukunan kehidupan beragama di desa sudah lama terbina, dan dalam setiap kali ada kegiatan salah satu kegamaan mereka saling menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.
“Jika ada riak-riak kecil, maka semua diselesaikan secara kekeluargaan ,”tutup Salam.
Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya
Penulis: Basuki