Banjarmasin, BARITO-Banjarmasin belum bisa disebut kota ramah difabel. Hal tersebut menurut Direktur Utama TIM SAPDA Pusat, Nurul Saadah Andriani saat acara peluncuran Roadmap Banjarmasin Kota Inklusi
Menuju Kota Ramah Penyandang Disabilitas di Aula Kayuh Baimbai, Balai Kota Banjarmasin, Kamis (4/10).
Mengapa demikian, Nurul mengatakan, infrastruktur Kota Banjarmasin yang berhubungan dengan ramah difabel baru sekitar 10 persen, termasuk fasilitas pelayanan dan perkantoran di Balaikota Banjarmasin yang belum memperhatikan kaum pihaknya.
Lalu apa Roadmap yang diluncurkan itu, Nurul mengatakan, Roadmap bertujuan untuk memandu bagaimana Kota Banjarmasin bisa menjadi kota inklusi menuju kota ramah difabel.
“Roadmap itu memandu kota Banjarmasin menuju kota ramah difabel untuk lima tahun kedepan. Adapun penggarapan pedoman roadmap itu kami olah selama dua tahun. Itu diharapkan bisa menjadi panduan agar kaum difabel bisa lebih menikmati kota yang benar benar nyaman,” katanya.
Sementara itu Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina mengatakan, adanya roadmap tentunya dapat membantu mengarahkan langkah Pemko untuk membangun kota inklusi. Dimana pembangunan fasilitas publik harus memperhatikan roadmap tersebut supaya bisa diakses bagi difabel.
“Harapan kita hak warga Banjarmasin semuanya sama, termasuk pada penyandang disabilitas dimana haknya sama bisa menikmati fasilitas umum yang ada dikota,” ujarnya.
Ibnu melanjutkan lagi, berdasarkan data pemko 1400 warga kota Banjarmasin yang terdata merupakan penyandang disabilitas, mereka adalah warga kita juga dan berhak untuk menikmati fasilitas, sehingga warga tidak ada yang merasa berbeda.
“Dari roadmap itu bisa membantu Banjarmasin ramah difabel lima tahun kedepan,” tuturnya. dan