Banjir Bandang di Mandailing, 17 Orang Meninggal

Medan, BARITO-Sebanyak 17 orang meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor di 11 Kecamatan, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Korban termasuk belasan pelajar.

“Evakuasi yang dilakukan Tim SAR, TNI, Polri, satpol PP, relawan dan masyarakat telah menemukan 17 warga yang meninggal,” kata Kabid Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Muhammad Yasir, Ahad (14/10).

Menurut  dia, para korban banjir dan tanah longsor, yang terjadi Kamis dan Jumat lalu itu, termasuk 12 pelajar SD di Kecamatan Ulu Pungkut, dan tiga pekerja gorong-gorong jalan di Kecamatan Mura Batang Gadis.

Kemudian, dua orang mengalami kecelakaan mobil dan masuk ke Sungai Aek Batang Gadis, saat terjadinya banjir di Kabupaten Madina.

Yasir menjelaskan, korban pelajar berasal dari SD Negeri 235 yang hantam banjir bandang. Di sana ada 29 korban, namun 17 lainnya berhasil diselamatkan. Dari 17 anak yang selamat, dan tujuh di antaranya dirawat di Puskesmas di daerah setempat.

“Dua orang guru SD Negeri 239 juga ditemukan dalam keadaan selamat oleh relawan,” katanya.

Adapun dua korban meninggal dunia yang ditemukan di dalam mobil yang tercebur ke Sungai Aek Batang Gadis, menurut Yasir, adalah pegawai PT Bank Sumut dan anggota Polri yang tengah melakukan pengawalan.

Banjir di Kecamatan Ulu Pungkut,  juga mengakibatkan 12 rumah warga hanyut dan rusak total, sembilan rumah rusak berat, serta tiga fasilitas umum di Desa Muara Saladi berupa Poliklinik Desa, Gedung SD Negeri 235, dan gedung PKK rusak.

“Banjir bandang di 11 Kecamatan itu, beberapa di antaranya Kecamatan Natal, Lingga Bayu, Muara Batang Gadis, Naga Juang, Panyabungan Utara, Bukit Malintang, Ulu Pungkut, Kota Nopan dan Batang Natal,” katanya.

Pemerintah Kabupaten  Mandailing Natal menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor hingga 18 Oktober 2018. Ketetapan ini sudah dikomunikasikan dengan pihak terkait.  “Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendapat pemberitahuan tentang status tanggap darurat itu,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kemarin.

Menurut Sutopo, BNPB terus memantau dan berkoordinasi dengan BPBD Sumut dan pihak lainnya menangani bencana banjir dan longsor di Mandailing Natal. Selain memerlukan bantuan pencarian korban dan penanganan kerusakan rumah, kebutuhan mendesak adalah bahan makanan pokok masyarakat, dan alat berat.rep/tpo/mtv

 

Related posts

Poltekkes Banjarmasin Launching Wisata Sehat dan Gelar Kegiatan di Kampung Hijau

Pemprov Kalsel Ikuti Uji Publik Keterbukaan Informasi di KIP RI

Wartawan Barito Post Anang Fadhilah Lulus jadi Penguji UKW Dewan Pers