Banjarmasin, BARITO – Hingga sekarang, dari 357 SMA/SMK/SLB di Kalimantan Selatan, baru 30 sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Salah satu penyebabnya, adalah masih belum tercapainya target vaksinasi Covid-19 untuk pelajar.
Hampir dua tahun belajar daring, tak urung membuat jenuh siswa. Seperti diakui salah satu siswa SMAN 7 Banjarmasin, Raden Syahputra.
‘’Saya dan rekan-rekannya sangat berharap segera dilaksanakan PTM karena pembelajaran secara online kami rasakan membatasi proses belajar mengajar,’’ katanya saat ditemui di sela-sela kegiatan vaksinasi di SMAN 7 Banjarmasin, kemarin.
Harapan segera dilaksanakan PTM juga disampaikan Adinda, pelajar SMAN 2 Banjarmasin. Pelajar kelas 10 itu mengaku awalnya senang dengan belajar online dari rumah. Tapi, lama-lama dia merasa jenuh.
‘’Ada yang beda belajar daring dengan PTM. Belajar online di rumah kayaknya kita pasif dan cepat bosan. Bayangkan, dari pukul 07.30 pagi sampai 14.00 siang saya sendirian di ruang tamu mengikuti pelajaran. Apa enggak ngantuk? Kalau di sekolah kan suasananya hangat. Kita bisa lebih aktif berinteraksi dengan guru dan kawan-kawan sekelas. Bisa bertanya atau berdiskusi langsung,’’ tutur Adinda, Jumat (5/11).
Karena itu, begitu ada kegiatan vaksinasi pelajar di sekolahnya, pada Oktober 2021 lalu, Adinda antusias mengikutinya. ‘’Alhamdulillah, baru lima hari lalu saya sudah tuntas vaksinasi dosis kedua,’’ ujarnya.
Adinda berharap dengan pelaksanaan vaksinasi pelajar ini sekolahnya bisa mendapat rekomendasi untuk melaksanakan PTM.
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor mengaku pihaknya mendorong semua SMA/SMK di provinsi ini bisa melakukan PTM terbatas, dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan mendapat rekomendasi pihak berwenang.
“Anak-anak kita dan orang tua sebenarnya ingin PTM. Karena, beda sekali belajar tatap muka dengan virtual atau online. Ada hubungan psikologis antara siswa dan guru, dan siswa lebih leluasa mendengarkan atau bertanya,” ujarnya saat meninjau vaksinasi di SMAN 7 Banjarmasin.
Karenanya, gubernur juga mendorong upaya sekolah menggelar kegiatan vaksinasi Covid-19, sebagai salah satu persyaratan agar bisa mendapat rekomendasi melaksanakan PTM.
Vaksinasi memang salah satu upaya menjaga kekebalan tubuh untuk menangkal serangan virus, seperti Covid-19, yang sudah menjadi pandemi hampir dua tahun terakhir.
“Saya sudah pesan agar guru-guru dan siswa yang belum divaksin segera mengikuti kegiatan vaksinasi. Kemudian protokol kesehatannya dijaga. Kalau sudah demikian, maka sekolah sudah bisa melaksanakan tatap muka. Kita berharap dalam waktu segera semua sekolah PTM,” ujar Sahbirin Noor.
Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kalsel memberikan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pihak sekolah sebelum melakukan PTM.
Antara lain, kegiatan PTM dapat dilaksanakan dengan memperhatikan level status daerah dalam penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yakni hanya wilayah yang berstatus PPKM level 1 hingga 3 yang diperbolehkan.
PTM hanya bisa dilakukan oleh sekolah yang memenuhi syarat penerapan protokol kesehatan secara ketat. Jumlah peserta didik setiap mata pelajaran maksimal 50 persen dari kapasitas ruangan.
Kemudian, pihak sekolah menjamin para peserta didiknya telah melakukan vaksinasi minimal dosis pertama dengan menunjukan sertifikat vaksin.
Kepala SMAN 7 Banjarmasin, Arusliadi, mengatakan, sampai saat ini sudah 1.024 siswa di sekolahnya yang tervaksin. ‘’Tinggal 63 orang yang belum divaksin karena alasan tertentu dan baru sembuh dari sakit,’’ ujarnya.
Menurut dia, SMAN 7 Banjarmasin sudah sangat siap melaksanakan PTM. “Segala sarana protokol kesehatan sudah kami siapkan. Sementara ini, tidak ada orang tua siswa yang keberatan dengan PTM. Jadi kami sangat siap,” ujarnya.slm
Penulis: Salman Editor : Dadang Yulistya