Barito Putera Lambat Panas

by admin
0 comments 2 minutes read

Malang, BARITO – Pelatih Barito Putera Jacksen F Thiago menyatakan, kekalahan 3-1 dari Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (24/11) sore WIB, disebabkan pemain mengawali pertandingan dengan lamban.

Jacksen mengutarakan, kegagalan menerapkan permainan dengan intensitas tinggi Barito Putera dihukum dua gol Arema di babak pertama. Di babak kedua, mereka sempat menaikan tekanan hingga mampu memperkecil kedudukan. Namun, tekanan itu tidak cukup, karena Arema mampu membuat gol melalui titik putih.

“Kami memulai pertandingan dengan lambat. Di babak kedua kami meningkatkan permainan, namun tidak mengubah keadaan. Memang sempat ada tekanan ke Arema dengan gol yang diciptakan. Namun, mereka bisa membalas lagi dan kami kesulitan,” jelas Jacksen.

Ia pun memberikan apresiasi kepada Arema. “Memang kami mengharapkan permainan selama 90 menit seperti di babak kedua, tetapi kami tidak bermain seperti itu,” katanya.

Jacksen juga tidak terlalu kecewa dengan kegagalan menghentikan catatan buruk Barito Putera bila bermain di Stadion Kanjuruhan. Menurutnya, harapan untuk mengubah keadaan selalu ada.

“Sebenarnya kalau tidak pernah mengalami itu, saya pasti penasaran. Kemenangan di Kanjuruhan bukan sesuatu yang baru bagi saya, karena saya pernah menang di sini bersama Persipura Jayapura, ataupun kalah, sehingga tidak ada target harus menang tahun depan atau lainnya,” urainya.

Yang jelas, lanjutnya, selalu punya harapan untuk mendapatkan hasil baik di Kanjuruhan, sehingga gagal menang hari ini tidak terlalu menganggu. “Saya bisa menyebut catatan lain yang lebih baik. Musuh saya di kompetisi bukan hanya Arema, tetapi 17 klub lain,” imbuhnya.

Soal wasit, ditambahkannya, dari dulu tidak ingin berkomentar. “Saya sudah sibuk dengan 11 pemain saya, dan mengamati tim lawan. Tidak perlu saya bicara soal wasit, itu tidak menarik. Sebagai pelatih, tentu saya harus memikirkan strategi dan situasi yang ada di lapangan. Itu lebih bermanfaat bagi Barito,” ucapnya.

Sementara itu, soal nasibnya musim depan, legenda Persebaya Surabaya itu menyatakan, dia masih akan berada di Barito hingga satu tahun lagi, sehingga tidak akan menerima tawaran melatih klub lain.

“Saya masih terikat kontrak hingga 2019, ya karena kontrak tiga tahun. Kecuali kalau ada evaluasi dari manajemen saya dikatakan tidak mampu menjalankan tugas sehingga tidak di Barito lagi,” tutupnya.  glc/tol

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar