Martapura, BARITO – Sepuluh hari menjelang PSU, badai penolakan terhadap Denny Indrayana berhembus kencang di Martapura. Para ulama, habaib, guru, dan bahkan masyarakat secara serentak menyatakan keberatan atas maneuver politik Denny membawa-bawa nama Abah Guru Sekumpul untuk membenarkan tudingannya bahwa 70% warga Banjar pelaku politik uang.
“Saya sangat-sangat kecewa dan keberatan dengan sikap Denny Indrayana yang merendahkan masyarakat Kabupaten Banjar dan khususnya Martapura sebagai Kota Serambi Mekah. Dengan ini saya menyatakan bakal menjaga kehormatan para habaib dan ulama kami, karena mereka panutan kami. Serta akan menjaga Martapura dari sikap-sikap orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan memanfaatkan keadaan seperti ini,” tegas Habib Muhammad bin Hasan Bahasyim, di Martapura, Minggu (30/5/2021).
Hal senada disampaikan Habib Umar bin Hasan Bahasyim.
“Kami sebaga warga Martapura Kabupaten Banjar keberatan dengan Denny Indrayana dan timnya yang menyebar stiker bertulis ambil uangnya jangan pilih orangnya, karena stiker itu berarti anjuran kepada masyarakat agar tidak memilih. Menurut saya, masyarakat Banjar justru jangan sampai golput. Kita justru harus memilih dan tetap pergunakan hak suara dengan ikut mencoblos,” himbau Habib Umar.
Bahkan Habib Umar secara pribadi menyatakan justru semakin tertantang untuk memenangkan Paman Birin gara-gara tudingan Denny bahwa 70% masyarakat Banjar pelaku politik uang.
“Kami warga Banjar, khususnya Martapura, bakal memilih Paman Birin bukan karena duitnya. Kita insya Allah memilih calon terbaik untuk kemajuan Kalsel,” tandas Habib Umar.
Pernyataan keberatan atas tudingan Denny juga disampaikan Guru Ahmad dari Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar.
“Ulun Guru Ahmad sebagai warga Kecamatan Mataraman dan ulun murid Abah Guru Sekumpul, sangat keberatan dan tidak terima atas pernyataan Denny yang mengatakan bahwa masyarakat Kabupaten Banjar 70% menjual suara atau pelaku money politics. Kami bakal tetap memilih Paman Birin meski tanpa uang. Mudah-mudahan dengan berkat Abah Guru Sekumpul, Paman Birin menang,” doa Guru Ahmad.
Ungkapan tidak terima atas tudingan Denny dari Mataraman juga disampaikan Haji Ahmad Sadzali.
“Ulun Haji Ahmad Sadzali dan masyarakat Mataraman selaku murid Abah Guru Sekumpul, sangat keberatan dan tidak terima dengan pernyatan Denny Indryana yang mengatakan 70% masyarakat Banjar menjual suara atau pelaku money politics dalam pemilihan Gubernur Kalsel. Untuk itu kami insya Allah justru akan mendukung Paman Birin tanpa politik uang atau money politics,” tegas Haji Ahmad Sadzali.
Pernyataan keberataan juga muncul dari Kecamatan Astambul.
“Ulun atas nama Guru Haji Udin bin Haji Muhammad Yusuf, warga Astambul yang juga murid Abah Guru Sekumpul, keberatan atas perkataan Denny bahwa 70% masyarakat Banjar penjual suara. Kami justru akan memilih Paman Birin meski tanpa uang!” kata Guru Haji Udin.
Pernyataan ramai-ramai dari masyarakat menentang Denny pun beredar viral di medsos.
“Kami sebagai warga Kabupaten Banjar, para muhibin, habaib dan ulama sangat kecewa dengan pernyataan Denny Indrayana atas tudingan 70% warga Banjar memilih karena uang. Itu sangat tidak benar! Tidak akan mengurangi niat dan hati nurani kami untuk memilih Paman Birin,” begitu pernyataan sikap masyarakat.
Bahkan maneuver Denny membawa-bawa nama Abah Guru Sekumpul dinilai telah merusak nama baik ulama kharismatik yang karomahnya sangat dihormati masyarakat Banjar dan bahkan Kalsel tersebut.
“Kami masyarakat Martapura sangat-sangat keberatan atas pernyatan saudara Denny Indrayana yang membawa nama-nama Abah Guru Sekumpul untuk menuding politik uang. Sebab itulah kami tidak terima dengan tudingan Denny bahwa 70% warga Martapura pelaku politik uang. Pernyataan Denny merusak nama baik masyarakat Martapura, khususnya nama baik Guru Besar Martapura yang sangat kami hormati. Sekali lagi kami memilih bukan karena uang!” tegas masyarakat Martapura.
Sementara itu Denny Indrayana saat jumpa pers di rumahnya Gang Purnama, Banjarbaru, Minggu (30/5/2021), justru membantah bahwa dirinya telah mendiskreditkan ulama kharismatik Banjarmasin. Padahal di dalam video yang viral di masyarakat, Denny jelas-jelas menyebut Abah Guru Sekumpul yang seolah mendukung pernyataannya bahwa 70% warga Banjar mencoblos karena uang.
Tak hanya itu, Denny dalam jumpa pers juga mengkritik Bawaslu Kalsel yang dinilainya bertindak kontraproduktif ikut memberangus sosialisasi antipolitik uang yang dilakukan timnya.
Padahal rapat koordinasi antara Bawaslu Kalsel, KPU, dengan berbagai pihak terkait termasuk aparat keamanan, sepakat menurunkan berbagai spanduk milik Tim Denny yang dinilai meresahkan masyarakat karena memunculkan perselisihan di grassroot, seperti stiker ambil duitnya jangan cucuk urangnya. Stiker ambil duitnya itu oleh pihak berwenang dan berwajib justru dinilai melanggar hukum karena menganjurkan masyarakat menjadi pelaku politik uang.
“Sabtu lalu ada rapat koordinasi rencana menertibkan alat peraga jelang PSU. Tentunya kami menghormati kewenangan Bawaslu untuk pengawasan, tapi menolak langkah langkah terkait komitmen bersama dalam menolak politik uang,” kata Denny.
Pernyataan Denny yang kembali menyalahkan Bawaslu Kalsel seolah menegaskan bahwa paslon 02 ini kerap dengan sengaja mengeluarkan pernyataan blunder tanpa data valid untuk kemudian dibantahnya sendiri.
Editor Mercurius