120 PERSERTA-Sebanyak 120 peserta yang mengikuti Ekspedisi Puncak Kahung ini dari delapan instansi di Kalsel, termasuk dari Pena Hijau Indonesia turut menjelajah kawsan Wisata di kecamatan Aranio Kabupaten Banjar tersebut, hingga Upacara Kemerdekaan di puncak setempat, Jumat (17/8). (foto:sum/brt)
Banjar, BARITO
Kawasan wisata Puncak Kahung di Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar kini semakin ramai dikunjungi mahasiswa dan wisatawan lokal, karenanya Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bekerjasama dengan pihak terkait akan membangun berbagai fasilitas setempat karena jaraknya sekitar 30 Km.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Hanif Faisol Nurofiq usai Ekspedisi Puncak Kahung 2018, Jumat (17/8) pagi. Menurutnya dengan menjadikan tempat Eko Wisata Puncak Kahung, maka pihaknya menggelontorkan dana sekitar Rp 8,09 Miliar dalam dua tahun nanti. Mulai dari pembangunan dermaga yang permanen di Desa Belangian pada September 2018 nanti sebesar Rp 1,5 Miliar.
Dana itu termasuk membangun jembatan kecil dari ulin dan siring di jalur atau trakking menuju puncak Rp 1,5 Miliar, karena masih ada jalan yang tak bisa dilalui pakai sepeda motor. “Saat ini semua proyek itu sedang dalam proses lelang, mungkin September nanti sudah mulai dikerjakan,”ungkapnya.
“Jadi untuk membangun eko wisata Kahung ini, perlu kawasan yang alami, hanya dapat dilalui dengan motor, teruma dari Belangian sampai Muara Kahung saja. Sedangkan dari Muara Kahung menuju ke Cemara atau simpang tiga perlu waktu dua jam lagi. Kemudian dari Cemara menuju puncak jarak temputh lima jam perjalanan kaki,”sebutnya
Sementara itu dari Desa Belangian menuju Sungai Besar atau Shelter 1 sudah dibangun jalan semen lebar tiga meter. Dengan panjang sekitar 5 Km, kemudian disambung lagi dari Jembatan Sungai Besar itu sepanjang sekitar 3 Km. Selanjutnya dari Shelter 1 yang terdapat dua tempat peristirahatan itu hanya jalan setapak sampai muara Kahung. Di sana jalan melalui beberapa sungai dan gunung serta bukit.
Bahkan ada yang unik batu yang cukup besar empat meter persegi yang cocok untuk santai sejenak sambil rebahan. Lantaran batunya kondisinya rata dengan ketinggian satu meter, nyaman buat duduk dan makan.
Kalau melanjutkan perjalanan dari batu besar tadi, menuju Muara Kahung untuk trakking trail sudah tidak bisa lagi. Sebab motor itu tak bisa melewati jalan akar pohon dan bebatuan, hingga di bantaran sungai bebatuan yang curam disitulah motot parkir.
Soalnya jalan selanjutnya harus jalan kaki menyisir lembah dan batu terjal sekitar 1 Km, jalan selanjutnya ketemulah dengan Muara Kahung. Tempat itu paling favorit sebagai tempat bermalam, sebab kondisi tanahnya rata dan dekat dengan sungai. Bahkan ada satu selter alias bangunan kecil beratap, atau bisa juag disebut cotage dan pepohonan pinus. ndy