Belanja di Pasar Tradisional, Jangan Abai Prokes

KAMPANYE protokol  kesehatan di pasar tradisional  Marabahan,  Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.(foto: dok-barito post)

Banjarmasin, BARITO – Berbelanja kebutuhan sehari-hari, terutama di pasar tradisional, menimbulkan kekhawatiran tersendiri di masa pandemi Covid-19 yang belum usai sekarang. Namun, karena menjadi kebutuhan, mau tidak mau harus dilakukan.

Murti, ibu rumah tangga di Jalan Veteran Banjarmasin, mengaku tiga hari sekali berbelanja ke pasar tradisional yang tak jauh dari rumahnya.  Dia membeli bahan makanan, seperti ikan, daging ayam, telur, sayuran dan bumbu dapur, dalam jumlah banyak sekaligus dan kemudian disimpan di lemari pendingin.

‘’Dulu, sebelum pandemi, hampir tiap hari saya ke pasar. Tapi, sekarang terpaksa dibatasi cuma sekali dalam tiga hari. Bahkan, pernah dalam seminggu saya cuma satu kali ke pasar. Saya belanjanya banyak dan disimpan di kulkas,’’ ujar ibu dua anak, yang bersuami pegawai swasta itu, ketika ditemui, Ahad (6/12).

Dia juga pernah belanja bahan makanan di swalayan. ‘’Memang lebih aman. Tapi, harganya nggak tahan. Lebih mahal dibanding beli di pasar tradisional. Keseringan belanja di swalayan bisa jebol anggaran rumah tangga. Lagi pula, kami sekeluarga  suka ikan dan daging segar. Bukan yang beku. Kalau mau yang segar, ya di pasar tradisional,’’ ujarnya.

Astuti, pegawai perusahaan kontraktor  di Jalan Gatot Soebroto Banjarmasin, juga mengaku suka belanja di pasar tradisional. ‘’Biasanya saya belanja Sabtu karena kantor libur. Saya belanja untuk keperluan seminggu sekaligus,’’ ujarnya.

Astuti mengaku belanjaannya di pasar tak terlalu banyak. ‘’Saya memasak paling cuma untuk makan malam dan sarapan. Karena siang dapat jatah makan di kantor. Itu pun, kadang untuk makan malam saya beli makanan di luar, dan makan pagi dengan kue atau roti,’’ tutur perempuan yang masih lajang itu.

Murti maupun Astuti mengaku ada rasa khawatir saat belanja di pasar tradisional di masa pandemi Corona ini. Selain pengunjung berjubel, ada di antara mereka juga mengabaikan protokol kesehatan (prokes), terutama dalam hal pemakaian masker.

‘’Bahkan, tak sedikit pembeli dan pedagang  yang  tidak pakai masker. Ada juga yang maskernya dipelorotkan ke dagu,’’ ujar Astuti.

Dia mengaku pernah menegur  pedagang yang tidak memakai masker. ‘’Alasan mereka tidak memakai masker karena ribet dan susah bernafas,’’ ujarnya, menirukan dalih pedagang.

‘’Melihat kondisi demikian, sebenarnya khawatir juga. Tapi, bagaimana lagi, kita perlu ke pasar agar ada bahan untuk memasak di rumah,’’ ujarnya.

Demi melindungi  kesehatan sendiri, setiap kali ke pasar, Murti dan Astuti mengaku memakai masker standar dan membawa penyanitasi tangan (hand sanitizer) di kantong.

‘’Setiap usai memegang sesuatu saya selalu menyemprotkan hand sanitizer ke telapak tangan,’’ ujar Murti.

Sedapat mungkin, dia menghindari pedagang dengan pembeli yang berkerumun. ‘’Kalau pembelinya banyak, saya biasa mencari tempat di pojokan, biar berjarak. Atau saya tunggu sampai kerumunannya berkurang,’’ katanya.

Sesampai di rumah, kedua wanita itu mengaku mencuci bersih semua barang belanjaan. ‘’Kemudian saya mandi. Baru kemudian memasak,’’ kata Murti.

Sebenarnya, panduan mengenai protokol kesehatan di pasar telah diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan dan juga regulasi masing-masing daerah dalam rangka pencegahan dan pengendalian Covid-19.

Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dokter Reisa Broto Asmoro memberi beberapa tips.

Antara lain, sebelum berangkat ke pasar, pembeli harus memastikan kondisinya sehat dan fit. Kemudian, mencari informasi terlebih dahulu tentang barang yang ingin di beli.

“Yang paling penting sebelum kita ke pasar adalah kita harus dalam keadaan sehat, wajib memakai masker, membuat catatan tentang rencana perbelanjaan guna mempersingkat waktu dan mengurangi kontak fisik dengan orang lain,” kata dokter Reisa, sebagaimana dikutip pikiran-rakyat.com dari laman Covid-go.id.
Tips lain, seperti dikutip dari Live Science.

Saat menuju pasar

1. Pertimbangkan apa yang ingin dibeli atau buat daftar belanjaan
2. Bersihkan tangan sesering mungkin ketika berada di pasar
3. Pakai masker dan face shield
4. Jaga jarak sosial setidaknya 1,8 meter dari orang lain dan tidak bersentuhan tangan
5. Sentuh barang yang hanya ingin dibeli
6. Jangan sentuh wajah, mulut, atau mata

Sepulang dari pasar

1. Cuci tangan dengan sabun di air bersih yang mengalir
2. Bilas belanjaan seperti buah, sayuran dengan air untuk menghilangkan kotoran, atau pestisida.
3. Jangan gunakan sabun untuk membilas sayuran. Menurut peneliti sabun cuci piring tidak disetujui untuk mencuci bahan makanan
4. Cuci tas yang baru dipakai ke pasar dengan sabun atau disinfektan.(*)

Penulis: Dadang Yulistya

Related posts

Forum Ambin Demokrasi Nilai Pilkada Banjarbaru Demokrasi Hampa

Rakerprov Pertina Matangkan Persiapan Porprov 2025 Tala, Usia Atlet Maksimal 40 Tahun

PBFI Kalsel Usulkan Nomor Pertandingan PON Pada Porprov 2025 Tala