Banjarmasin, BARITO – Fungsi drainase di Banjarmasin tidak hanya mengalirkan air atau hujan hingga ke Sungai, namun juga sebaliknya sebagai pengantar air rob yang mengakibatkan munculnya genangan di jalanan.
Genangan di jalan itu bisa diambil contoh di Jalan Lambung Mangkurat selalu menjadi langganan saat banjir rob berkafasitas tinggi, juga pada jalan Zafri Zam-Zam dan Rawa Sari.
Berdasarkan data yang diterima Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) ketinggian pasang air sungai mencapai 2,3 meter, dan berangsur surut.
Kemudian puncak pasang diprediksi bakal kembali terjadi pada 18 Mei mendatang, dengan ketinggian air diperkirakan mencapai 2,5 meter.
Kondisi ini turut mempengaruhi kemampuan saluran drainase yang ada. Bahkan ikut meluap ketika genangan terjadi.
“Kemampuan drainase yang ada secara kapasitas memang tidak tersedia. Jadi kami akui ada kekurangan disitu,” ucap Kepala Bidang Drainase Dinas PUPR Banjarmasin, Hizbulwathoni.
Ia menjelaskan, sebenarnya semakin banyak drainase maka dampak dari genangan juga ikut meluas.
Hal itu menurut Thoni dikarenakan, kondisi kota Banjarmasin yang pasang surut dan minus di bawah muka air laut.
“Kurang lebihnya seperti itu. Ada drainase akhirnya luas genangan juga bertambah,” sambungnya.
Ia menerangkan, kondisi drainase yang perlu menjadi perhatian khusus adalah di wilayah perkotaan. Salah satunya yang paling krusial di kawasan Lambung Mangkurat.
Dimana lanjut Thoni, ketika terjadi genangan maka akan berdampak dengan aktivitas masyarakat. Terutama pengguna jalan.
“Ada beberapa wilayah yang kondisinya rendah dan perlu kita lakukan pemeliharaan lebih lanjut. Yakni dengan mengerahkan pasukan turbo,” pungkasnya.
“Kalau jangka panjangnya memang perlu pintu air. Itu yang masih kita kaji. Dalam RTRW kita sebenarnya juga sudah ada,” tuntasnya.
Penulis : Hamdani