Buntut Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi, Putra Mahkota Arab Saudi Dicopot  

Riyadh BARITO – Dewan Kerajaan Arab Saudi menunjuk Pangeran Khalid bin Salman menggantikan Mohammed bin Salman sebagai putra mahkota.

Dilansir dari Alawatanews, 22 Oktober 2018, mengutip Saudi Press Agency, Komisi Kerajaan Saudi menetapkan keputusan penunjukan putra paling bungsu Raja Salman tersebut tidak bisa digugat pihak manapun.

Pangeran Khalid bin Salman, yang menjabat Duta besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat, kembali dari Washington ke Riyadh pekanlalu.

Pangeran Khalid, didampingi Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir, bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo setibanya di Riyadh.

Pangeran Khalid bin Salman, putra Raja Salman dari Arab Saudi dan adik Mohammed bin Salman, s menjabat sebagai duta besar AS pada Juli 2017.

Pada saat itu, media Saudi memuji langkah tersebut sebagai reformasi hubungan dengan AS dan juga untuk memberi keluarga kerajaan tautan pribadi dan langsung kepada Presiden Donald Trump.

Sebelum menjadi duta besar, pangeran Khalid adalah penasihat di kedutaan Arab Saudi di Washington serta di Kementerian Pertahanan Arab Saudi. Sebelumnya, ia bertugas sebagai pilot di angkatan udara kerajaan, menerbangkan F-15 dan mengambil bagian dalam lebih dari 50 misi tempur Arab Saudi di Suriah dan Yaman.

Arab Saudi, dalam pernyataan resminya, mengakui Jamal Khashoggi tewas di konsulatnya di Istanbul, Turki, namun tidak merinci di mana mayat Khashoggi.

Keputusan penunjukan Pangeran Khalid bin Salman sebagai putra mahkota ditetapkan setelah tekanan internasional semakin tajam atas pembunuhan Jamal Khashoggi, yang mengarah pada keterlibatan putra mahkota, Mohammed bin Salman.

Raja Salman terpaksa campur tangan setelah kasus Jamal Khashoggi semakin memanas dan Arab Saudi semakin ditekan oleh negara-negara Barat.

Intervensi Raja Salman atas kasus Jamal Khashoggi itu diungkapkan lima sumber yang dekat dengan keluarga Kerajaan Saudi.

Kamis, 11 Oktober lalu, Raja Salman mengirim asistennya yang paling tepercaya, Pangeran Khaled al-Faisal, gubernur Mekah, ke Istanbul untuk mencoba meredakan krisis.

Campur tangan Raja Salman terjadi setelah para pemimpin dunia menuntut penjelasan dan rumor yang mengatakan bahwa putranya, Mohammed bin Salman, terlibat atas hilangnya Jamal Khashoggi.

Selama kunjungan Pangeran Khaled, Turki dan Arab Saudi setuju untuk membentuk kelompok kerja bersama untuk menyelidiki hilangnya Khashoggi. Raja Salman kemudian memerintahkan jaksa penuntut umum Arab Saudi untuk membuka penyelidikan berdasarkan temuannya.

“Penunjukan Khaled, seorang bangsawan senior dengan status tinggi, mengatakan karena ia adalah penasihat pribadi raja, tangan kanannya dan memiliki ikatan yang sangat kuat dan persahabatan dengan (Presiden Turki) Erdogan,” kata sumber Arab Saudi yang memiliki hubungan di lingkaran pemerintah.

‘’Sejak pertemuan antara Pangeran Khaled dan Erdogan, Raja Salman menegaskan dirinya yang mengurus kasus ini,’’ kata seorang pengusaha Arab Saudi yang tinggal di luar negeri tetapi dekat dengan lingkaran kerajaan.

Namun, para pejabat Saudi tidak segera menanggapi pertanyaan Reuters tentang keterlibatan Raja Salman dalam penanganan krisis tekanan terhadap Saudi ini.

Sejak  Januari 2015, Raja Salman telah memberi putra kesayangannya Mohammed bin Salman kewenangan lebih untuk menjalankan roda pemerintahan Arab Saudi.

Namun mencuatnya kasus pembunuhan Jamal Khashoggi menodai reputasi Mohammed bin Salman, dan memaksa turun tangannya raja mengatasi masalah ini.  rep/tpo

 

Related posts

Poltekkes Banjarmasin Launching Wisata Sehat dan Gelar Kegiatan di Kampung Hijau

Pemprov Kalsel Ikuti Uji Publik Keterbukaan Informasi di KIP RI

Wartawan Barito Post Anang Fadhilah Lulus jadi Penguji UKW Dewan Pers