Banjarmasin, BARITO – Persediaan air bersih menjadi diskusi yang serius dalam Workshop Gerakan Nasional Penyelamatan Air (GN-KPA) Kementrian PUPR Balai Wilayah Sungai Kalimantan ll yang dihadiri Perguruan Tinggi dan Komunitas Peduli Sungai di Kalsel, Kamis (3/10) di Hotel Aria Barito.
Kali ini yang menjadi sasaran diskusi adalah Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Banjarmasin. BUMD milik Pemko Banjarmasin ini mendapat kritikan tentang ketersediaan air bersih di musim kemarau sekarang ini.
Salah satunya dikatakan Akhmad Arifin, aktivis lingkungan FKH dari Banjarmasin ini menginginkan kesediaan air bersih di kota harusnya bisa diatasi. Karena air baku tidak hanya mengandalkan air Sungai Martapura saja, melainkan masih banyak cara lainnya misalnya dengan cara membangun embung atau tandon besar, juga koneksi ke Bendungan Riam Kanan.
“Saat interusi air laut, pasokan air di embung akan menjadi alternatif juga air pada bendungan Riam Kanan. Seharusnya ini bisa ditangani dan sebagai antisipasi kemarau sekarang ini misalnya penyambungan perpipaan ke lokasi Riam Kanan,” katanya.
Menanggapi itu, Senior Manajer Transmisi Distribusi PDAM Bandarmasih, Goklas Sinaga. PDAM terus berupaya memberikan yang terbaik untuk masyarkat.
Terkait cadangan air sebagai tindak lanjut kemarau pihaknya terus melakukan terobosan bagaimana cara untuk bisa membuat air cadangan tersebut. Namun, karena itu terkendala oleh dana PDAM Bandarmasih hanya memaksimalkan Inteks tiga titik pengambilan air baku. Pertama di Sungai Bilu, Sungai Tabuk, Pematang dan Pramuka.
Kemudian, ia melanjutkan, PDAM Bandarmasih juga ingin bisa mendapatkan air baku dari Danau Riam Kanan. Air baku disana merupakan air baku kelas A atau kualitas terbaik yang saat ini dipakai PDAM Intan Banjar, Martapura.
“Kami sangat ingin bisa mengambil air baku di Riam Kanan, atau membuat embung sebagai penampung air hujan,” katanya.
dan