Banjarmasin, BARITO – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dorong Pemko Banjarmasin dalam mengoptimalkan pendapatan daerah. Hal tersebut hasil dari pertemuan KPK dan Pemko Banjarmasin, Senin (16/7) di ruangan Wali Kota Banjarmasin.
Kakorwil 7 Kalimantan KPK, Nana Mulyana, mengatakan, dalam langkah pencegahan tindak korupsi perlu dijaga asset negara, salah satunya dengan mengoptimalkan sektor perpajakan.
Sektor perpajakan kalau kurang diperhatikan maka pendapatan bisa berpengaruh. Tidak itu saja kerawanan terjadinya pidana korupsi juga mudah terjadi. Dengan dilakukannnya pengawasan salah satunya dari sektor perpajakan, ini dapat meningkatakan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Lantas bagaimana pengawasan pajak itu dilakuan, Nana mengatakan, setiap titik diberikan alat Tapping devise yakni sebuah alat yang bisa merekam atau menangkap transaksi. “Misalnya alat itu diletakkan pada restoran, perhotelan atau titik pajak di Banjarmasin,” ucapnya.
Menanggapi itu, Kepala Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Banjarmasin, Subhan Noor Yaumil, alat tersebut menerangkan akan dipasang di 400 titik.
Namun sampai saat ini, alat untuk mencetak printer point of sales yang digunakan oleh wajib pajak hanyalah berjumlah 100 unit.
“100 alat yang ada, 87 aktif sedangkan sisanya tidak operasional lagi. Ini kita kerjakan bertahap, mudahan 2020 nanti semua tempat yang memiliki cash register wajib terpasang,” bebernya.
Ia menerangkan manfaat alat ini bagi wajib pajak adalah terhindar dari laporan internal fiktif, karena dapat mengetahui pendapatannya secara real time.
Sementara bagi Bakeuda, bisa meningkatkan transparansi akuntabilitas, keefektifan dan efisiensi dalam pemungutan pajak.
“Bagi warga, bisa mengetahui jelas benar informasi bahwa pajak yang dibayarkan benar masuk ke kas negara,” ujarnya.
Menurutnya, cara kerja alat tersebut sebenarnya sangatlah sederhana. Alat itu dipasangkan di antara point of sales dan printer.
Saat akan melakukan print bill atau setruk, otomatis data yang akan dikirim ke printer ditangkap terlebih dahulu oleh alat, kemudian dicetak printer.
Prinsip kerja alat tersebut tak mengganggu sistem yang dioperasikan di point of sales ataupun hardware yang digunakan.
Alat yang menggunakan sim card itu secara otomatis akan mengirim hasil setiap transaksi ketika pelanggan melakukan pembayaran.
“Mulai dari nominal pembayaran dan waktunya bisa kami ketahui. Tidak ada lagi kecurangan,” jelasnya.
Dengan adanya tapping box, Bakueda mempermudah ketika evaluasi. “Dalam satu bulan hasilnya akan dievaluasi. Jika ada peningkatan pendapatan bisa diterapkan di semua tempat,” ungkapnya.
Dengan adanya alat itu, Subhan memastikan, pengusaha akan sangat terbantu karena tidak perlu lagi membuat laporan. Pengawasan pada karyawan pun semakin mudah karena sudah terdata otomatis. dan