Cegah Stunting, BRI Martapura Berikan TJSL Berupa Alkes untuk 5 Puskesmas di Kabupaten Banjar

by admin
0 comments 2 minutes read

Martapura, BARITO – Kepedulian akan mengetaskaan dan pencegahan stunting di Kabupaten Banjar datang dari pelaku ekonomi perrbankkan. Satu di antaarnaayaa adalah dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Martapura.

Pihak Bank memberikan dana untuk Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) CSR BRI Peduli Stunting berupa pemberian bantuan alat medis atau alat kesehatan untuk “Cegah Stunting itu Penting” demi mengambail bagian dalam mencetak generasi mudah yang sehat.

CSR BRI Cabang Martapura itu, diberikan untuk lima puskesmas di wilayah Kabupaten Banjar. Di antaranya, Puskesmas Martapura Timur, Puskesmas Martapura Barat, Puskesmas Sungaitabuk 1, Puskesmas Sungaitabuk 2, dan Puskesmas Astambul. Secara simbolis, penyerahan bantuan diberikan oleh perwakilan pimpinan BRI Martapura oleh Novrida Ariyanti ST selaku Assisten Manajer Pemasaran Dana kepaadaa perwakilan kelima puskesmas masing masingnya di Aula Barakat Lantai 2 Kabupaten Banjar.

Novrida Ariyanti ST, menjelaskan bantuan dari CSR BRI untuk penanganan dan pencegahan stunting ini berupa Thermo standing 5 unit, Alat ukur tinggi badan 5 unit, Alat ukur panjang badan bayi 5 unit, Alat ukur lingkar lengan 5 paket, Timbangan digital babysacal 5 unit, Timbangan body fat 5 unit, dan Tas antropometri 5 unit. “Ini merupakan bentuk kepedulian BRI bagi generasi penerus bangsa sekaligus membantu pemerintah dalam memerangi stunting di Indonesia. Kami pastikan bantuan ini dapat tersalurkan kepada penerima dan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat,” ucap Novrida Ariyanti ST.

Novrida menambahkan, generasi muda adalah harapan bangsa di masa depan, untuk mempersiapkan generasi muda yang berkualitas harus dimulai sejak dini. “Salah satunya adalah dengan pemenuhan kebutuhan asupan gizi yang cukup sejak dini. Namun pada kenyatannya, pemenuhan gizi pada balita masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat Indonesia,” kata dia.

Ia menjelaskan, jumlah stunting atau anak pendek berdasarkan umur merupakan salah satu indikator kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan asupan gizi kronis dan infeksi berulang. Kondisi ini terutama terjadi pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.

Meski kini angka stunting secara nasional menunjukkan perbaikan dengan turunnya tren sebesar 3,3% dari sebelumnya 27,7% tahun 2019 menjadi 24,4% tahun 2021. Hasil Riskesdas mencatat, jumlah penderita stunting di Indonesia terus menurun. Tetapi langkah pencegahan stunting sangat perlu dilakukan semua pihak.

Bupati Banjar Saidi Mansur yang ikut menyaksikan penyerahan CSR BRI tersebut, menyambut baik bantuan dari BRI ini kepada puskesmas penerima. Semoga dengan bantuan ini bisa mencegah dan mengurangi angka stunting di wilayah Kabupaten Banjar.

afdi

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment