Batola, BARITO – Denda keterlambatan pembayaran PAM Batola dinilai terlalu tinggi bila dibanding dengan PAM daerah lain. Bagaimana tidak, PDAM Batola ini mendenda pelanggannya Rp 30 ribu bila membayar rekening lewat dari tanggal 15.
Bila dibanding dengan PDAM Banjarmasin, disana hanya mentoleran pelanggannya hanya separonya atau Rp 15 ribu. Itupun bila membayar lewat tanggal 20.
Belum lagi denda yang mencekik rakyat kecil itu juga tak seimbang dengan pelayanan yang diberikan. Seperti yang dialami warga di Desa Semangat Karya, meski sudah tersambung PAM, namun leding hanya sedikit keluar itupun hanya pada malam hari.
Menurut pengakuan warga komplek Shelli Messi lll, Rajudin, tak mengalirnya leding di kompleknya sudah lama terjadi. Baginya, begadang setiap malam selalu menjadi rutinitas untuk mendapatkan air PAM. Kalau tidak, air tidak akan keluar lagi bila siang hari.
Anehnya, terkadang air bisa lancar meskipun siang hari saat waktu mendekati pembayaran PAM. Bila tempo diatas tanggal 15, leding kembali macet lagi.
“Kami kesannya seperti dipermainkan, masa lancarnya saat mendekati pembayaran, kan aneh,” katanya sedikit marah.
“Kami warga di komplek ini sama rata mengalaminya, terpaksa bergadang. Sudah bayar denda mahal kalau terlambat, pemakaian sedikit tapi bayar banyak. Saya ini yang kerjaannya serabutan hanya bisa berharap jangan mempersulit raktay pinggiran,” cetusnya.
Ketua RT setempat, Saupi membenarkan, keluhan warganya itu sudah terjadi lama. Tambahnya lagi di musim kemarau ini.
Anehnya, meskipun warga menggunakan mesin pompa air pun di RT nya masih saja tidak mengalir.
“Saya harap PDAM Batola merespon cepat apa yang menjadi keluhan warga saya. Merekakan bayar juga, soalnya di daerah lain jalan lancar ledingnya,” katanya.
Penulis: Hamdani
1 comment
Betul sekali, di tempatku baik siang atau malam tetap tidak mengalir, walaupun mengalir sangat kecil itupun sudah pakai pompa air, hal ini sudah di sampaikan lewat keluhan PDAM tapi belum ada tanggapan.