Banjarmasin, BARITO – Musyawarah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang XI Banjarmasin diisi dengan ‘dialog milenial’ dinarasumberi oleh Staf Ahli Wali Kota Banjarmasin, Dr Lukman Fadlun, Jumat (24/6) di Aula Kayuh Baimbai, Balai Kota Banjarmasin.
Dialog yang dihadiri puluhan mahasiswa ini menuai perhatian penuh terhadap masa depan bangsa tentang ideologi pancasila.
Dalam paparannya, Lukman Fadlun menggelitik pergaulan generasi milenial sekarang ini.
Ujarnya, anak muda sebagai generasi milenial saat ini terancam dari berbagai paham. Hal itu bisa mempengaruhi
ajaran dan ideologi transnasional yang dapat mereka terima dari semua lini.
Termasuk jejaring media sosial dan internet.
Kondisi itu anak muda diharapkanya
bisa berpikir kritis dan selektif dalam
menerima sebuah paham baru tertentu.
Solusinya lebih banyak belajar dan bertanya kepada orang tua dan membaca kembali buku tentang sejarah pendirian bangsa.
“Jika anda terpapar dengan berbagai paham, kembalilah kepada keluarga, orang tua. Jangan percaya omongan dari orang dan perbanyak membaca buku tentang sejarah pembentukan ideologi pancasila,” ucapnya.
Pemikiran sederhananya, kaya Lukman, mencintai Pancasila akan lebih mencintai
keragaman, menjaga sikap toleransi antar agama, dan melindungi kelompok
minoritas. “Yang tidak Pancasila itu biasanya tidak mencintai keragaman,
agama dan suku, tidak peduli kelompok minoritas dan lainnya,” cetusnya.
Selain itu, mereka yang tidak Pancasila ini biasanya selalu menutup mata dan tidak
peduli apabila ada masyarakat yang digusur, dipukuli aparat
membiarkan kemiskinan dan korupsi merajalela. “Anak muda Pancasila tioa
membiarkan ini semua, kemiskinan, korupsi, kerusakan alam, pelanggardt
HAM dan ketidakadilan,”.
Milenial yang
hebat adalah kaum muda yang memiliki karya nyata dimana terinspirasi dari
ajaran kitab suci dengan mengembangkan produk lokal dan sumber daya
lokal, Pancasila, Bahasa, Undang-undang dasar (UUD), Bendera merah putih, dan
Konsep bernegara menjadi satu, yang merupakan elemen pemersatu
bangsa.
Untuk itu, kita sebagai anak bangsa harus terus bela negara agar Kita tetap utuh tanpa perpecahan. Ancaman pola pikir (mindset) melalui gadget (oyber) sangat mengancam kehidupan saat ini, sehingga generasi muda terdistorsi kearah yang
menyimpang dan menjauh dari kemerdekaan.
Dalam bela negara, sebagai anak bangsa perlu menjaga 3 hal agar negara
ini tetap utuh, pertama kedaulatan bangsa, kedua keselamatan bangsa dan
ketiga keutuhan wilayah NKRI.
Indonesia ini luas dan beraneka ragam, oleh sebab itu dari sabang sampai marauke jangan terpecah belah.
Generasi muda sebagai pelopor masa depan perlu menjalankan bela negara,
Kita harus yakinkan bahwa Indonesia tetap sabang sampai merauke dari
pulau Miangas sampai Rote, enggak boleh secuil-pun yang keluar dari
wilayah itu,
tantangan media sosial yang banyak membuat kaum millennial menjadi
terdisorientasi. “Kesadaran literasi digital masyarakat Indonesia harus diakui
belum begitu tinggi. Serbuan berita hoax melalui media sosial memberikan ancaman,” tutupnya.
Penulis : Hamdani