Banjarmasin, BARITO – Seakan tutup mata, dibalik meriahnya dan mahalnya rangkaian Hari Jadi Kota Banjarmasin ternyata disudut kota, warga Pulau Bromo rela patungan untuk memperbaiki jalan titian yang rusak.
Kondisi rusaknya titian dinyatakan oleh warga bahwa sudah terjadi belasan tahun jauh sebelum adanya pembuatan jembatan gantung yang dibangga-banggakan Pemko Banjarmasin.
Warga berharap, seiring dibangunnya jembatan yang menelan puluhan miliar itu, titian jalan satu-satunya milik warga juga mendapat sentuhan infrastruktur.
Tapi ternyata itu semua hanya sebuah harapan, perayaan Hari Jadi yang begitu banyak menelan biaya harusnya bisa sedikit dialokasikan untuk pembangunan jalan itu.
Namun apa boleh buat.
Arsyad warga Pulau Bromo mengaku, untuk memperbaiki titian pihaknya sumbangan menghimpun uang dari siapa saja yang melintasi jalan titian kayu.
Mayoritas warga Pulau Bromo bekerja sebagai petani, buruh pabrik, juga pengepul batu bara. Kalau pun ada yang bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN), hanya segelintir saja.
Akses utama penunjang mobilitas warga di pulau tersebut adalah jalan titian kayu. Sehari-hari titian itulah yang dilalui oleh warga.
Namun, jalan titian jauh dari kata layak. Titian kayu itu terpaksa dilakukan perbaikan dengan tambal sulam. Di beberapa titik, bahkan masih ada lubang yang menganga.
Persoalan rusaknya titian kayu ini sudah berlangsung sejak belasan tahun lamanya. Hanya terus dijanjikan oleh pemerintah kota (Pemko) tanpa ada realisasi, warga pun memperbaiki titian secara swadaya.
Namun, bentuk perbaikan yang diinisiasi warga itu sifatnya hanya sementara. Diperbaiki hari ini, besok hari sudah kembali rusak.
Dibincangi di teras rumahnya, Arsyad menuturkan, bahwa pemasangan plang sumbangan sukarela itu adalah sebuah bentuk kekecewaan dan pasrah.
Karena, Pemko memang pernah berjanji bakal memperbaiki akses titian. Namun hingga kini tak kunjung terealisasi.
Padahal perbaikan akses titian itu penting dilakukan, karena kerap menimbulkan korban luka yang sudah tak terhitung lagi banyaknya.
“Total sumbangan yang terkumpul, Rp2.005.000. Yang terpakai untuk membeli kayu dan keperluan lainnya sebesar Rp1.894.000,” jelasnya, kemarin (28/9) siang.
Terpisah, Anggota Komisi lll DPRD Kota Banjarmasin, Aprizal mengaku sudah berulang kali mengunjungi lokasi tersebut dan bahkan intens. Ia menyayangkan kondisi titian harusnya bisa ditangani Pemko Banjarmasin.
ia juga heran, ketika kepala dinas atau tampuk kepemimpinan berganti, maka kebijakan tampaknya juga berganti.
Berkaca dari hal itu, ia pun lantas menekankan agar pemko bisa membuat skala prioritas pembangunan yang jelas Agar pembangunan, bisa benar-benar berlangsung secara terukur.
“Jangan sampai mendustai hati atau mendustai diri. Jangan sampai seperti lipstik,” tegasnya.
Lebih jauh, Afrizal pun mengingatkan bahwa pembangunan Jembatan Pulau Bromo menyedot anggaran yang sangat besar. Rp40 miliar. Namun pada kenyataannya, akses titian justru tak kunjung diperbaiki.
Untuk itu, dalam waktu dekat Afrizal akan membahas persoalan yang menimpa warga Pulau Bromo akan menjadi salah satu usulan berskala prioritas pihaknya saat pembahasan anggaran.
Penulis : Hamdani