Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Untuk meningkatkan kewaspadaan dan penanganan musibah kebakaran. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Banjarmasin aktif sosialisasi setiap pekannya di lingkungan sekolah.
Bila di lingkungan masyarakat sudah menjadi prioritas, lingkungan sekolah juga diharapkan bisa menjadi penyambung lidah untuk memahami bagaimana mencegah dan mengatasi musibah kebakaran yang sebenarnya tidak diharapkan itu.
Sekretaris DPKP Kota Banjarmasin, Muchlis Ridha menyampaikan, memulai awal tahun ini pihaknya memulai sosialisasi di lingkungan sekolah tingkat SMA.
Mengapa lingkungan sekolah, karena siswa pelajar lebih cepat bisa menerima informasi dan mempraktikkannya di rumah masing-masing.
Hal yang menjadi perhatiannya adalah terkait peralatan kelistrikan yang tidak standar karena hampir rata-rata kasus kebakaran disebabkan karena korsleting listrik yang sumber masalahnya ada pada alat kelistrikan seperti kabel dan terminal.
“Dari pelajar, nanti mereka bisa membawa informasi di lingkungannya terkait pencegahan kebakaran, yang mereka ini kan mudah menyerap informasi,” katanya.
Disamping itu masyarakat juga harus mengerti bagaimana menangani kebakaran sebelum menjadi musibah yang besar. Kemudian minimal setiap lingkungan RT memiliki dua buah Apar (alat pemadam api).
Apar itu harganya terjangkau, warga bisa saja membelinya dan cara menggunakannya juga mudah.
Apar juga tidak beresiko merusak alat elektronik, karena bahannya juga terdiri dari tepung dan bahan co2 yang ampuh mengatasi api.
Bila dengan air, tentu bisa merusak alat elektronik dan membuat basah di sekitar yang dipadamkan.
“Saya rasa setiap RT wajib punya Apar, alat ini mudah dipakai dan cepat atasi api sebelum membesar. Dibanding dengan air, jauh lebih baik apar,” ucap ASN yang tidak lama lagi memasuki purna tugas ini.
“Kalau perlu apar dimiliki setiap rumah warga,”.
Seperti yang sudah diberitakan, bahwa musibah kebakaran di Kota Banjarmasin mengalami peningkatan. Kasusnya tak main-main, tahun 2023 lalu tercatat ada 190 kasus, sedangkan tahun sebelumnya hanya di 106.
Hampir semua kasus kebakaran diduga karena kelalaian masyarakat. Salah satunya terkait alat kelistrikan yang tak layak.
Penulis : Hamdani
Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya