POLISI melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi penemuan mayat wanita bernama Levie Prescilla di dalam mobil Suzuki Swift di Jalan Ahmad Yani Kilometer 11,800, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Jumat (23/11) pagi. Jenazah korban dibawa ke RSUD Ulin Banjarmasin untuk diotopsi.(foto: iman satria)
Martapura, BARITO – Baru saja terungkap kasus pembunuhan pemuda bernama Rahmadi alias Madi bin Syahrudin(19), dengan leher terpenggal di Jalan Gubernur Syarkawi, Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, warga Banua kembali digegerkan penemuan mayat wanita bernama Levie Pressilia (35), dengan leher tergorok di dalam mobil di Jalan Ahmad Yani Km 11,800 Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Jumat (23/11) pagi.
Posisi mobil persis di depan sebuah showroom, tak jauh dari Hotel Aston, Kecamatan Gambut. Menurut pemilik showroom, Ahmadi, mobil Suzuki Swift DA 1879 TN warna biru itu terparkir mulai Kamis (22/11) tengah malam. Pada saat ditilik melalui kaca, terlihat ada seorang wanita dengan luka di bagian leher, di kursi depan sebelah kiri.
“Kebetulan yang melihat kondisi di dalam mobil melalui kaca adalah anak saya bernama Fendi,” terang Ahmadi.
Penemuan mayat wanita dengan leher tergorok itu sontak menggegerkan warga setempat. Warga mengaku tak berani membuka pintu atau mengutak-atik mobil tersebut. Beruntung saat itu ada beberapa anggota polisi sedang lari pagi. Warga pun melaporkan adanya mayat wanita di dalam mobil itu.
Mendapat laporan temuan mayat wanita di dalam mobil itu, Kepala Kepolisian Resor Banjar AKBP Takdir Mattanete bersama anggotanya meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP).
Dalam olah TKP, polisi menemukan sejumlah barang di dalam mobil, seperti tas perempuan, sandal, piring dan makanan ringan. Polisi juga menemukan KTP korban dan KTP seorang lelaki di dalam mobil.
Dari KTP yang ditemukan di lokasi, diketahui identitas korban bernama Levie Pressilia, kelahiran Banjarmasin, 25 Juni 1983, dengan alamat rumah Jalan Agraria I, Kelurahan Telaga Biru, Kecamatan Banjarmasin Barat.
“Kami masih melakukan penyelidikan. Mudah-mudahan pelakunya cepat tertangkap,” ujar Kasat Reskrim Polres Banjar AKP Sofyan, yang ikut terjun langsung ke tempat kejadian untuk mengungkap kasus pembunuhan sadis itu.
Kesimpulan sementara, wanita itu adalah korban pembunuhan, berdasarkan penemuan bercak darah di tempat kejadian perkara dan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Polisi segera membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin untuk proses otopsi. Polisi juga memintai ketarangan sejumlah saksi.
Penemuan mayat wanita dengan leher tergorok mendapatkan perhatian Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani. Jenderal polisi berbintang dua itu memerintahkan tim Reserse Polda Kalsel untuk memback up penyidikan kasus tersebut. “Iya. Tentu kita back up penyidikannya,” ujar Kapolda yang ditemui seusai salat Jumat.
Sementara itu, seorang pria paruh baya bernama Remi (40), yang mengaku sepupu korban, tampak gelisah di kamar jenazah RSUD Ulin Banjarmasin. Remi menyebut, setelah mendapat kabar di media sosial ada penemuan mayat wanita di dalam mobil yang mirip milik Levie Pressilia, dia langsung menelpon suami korban, Aryadi, yang berada di Palembang.
‘’Aryadi meminta saya segera melakukan pengecekan ke RSUD Ulin,’’ tutur Remi, yang didampingi saudaranya, Robby (35).
“Ternyata benar, dia (korban) keluarga kita,’’ ujarnya kepada wartawan, setelah diperkenankan mengenali jenazah korban. ‘’Keluarga yang lain juga sedang menuju ke sini (RSUD Ulin,’’ imbuh Remi.
Menurut Remi, suami istri Aryadi dan Levie Pressilia adalah pebisnis atau wiraswasta. ‘’Suaminya saat ini berada di Palembang untuk urusan bisnis. Begitu mendapat kabar istrinya mengalami musibah, Aryadi langsung pulang ke Banjarmasin,” ujarnya.
Dia menerangkan, korban tinggal dengan suami, anak dan pembantunya di sekitaran Hotel Aston. ‘’Baru sekitar setahun mereka tinggal di kawasan Aston ini. Sebelumnya, mereka tinggal di Jalan Agraria I Kelurahan Telaga Biru,’’ ujarnya.
Dia juga menyebutkan, pasangan ini memiliki dua anak. ‘’Anak yang pertama itu adalah anak dari suaminya yang dulu,’’ tuturnya.
Remi juga mengungkapkan, dari informasi yang didapatnya, Levie pergi meninggalkan rumah di dekat Hotel Aston itu Jumat (23/11) dinihari sekitar pukul 01.00 Wita. Dan, Jumat paginya, ditemukan tewas di dalam mobilnya, yang terparkir di tepi Jalan Raya Ahmad Yani, tak jauh dari rumahnya.
Dia menyebut, dalam kesehariannya Levie Prisilia dikenal oleh keluarga sebagai sosok ibu rumah tangga yang low profile dan sayang dengan ketiga anaknya. ‘’Sepertinya dia tidak mempunyai musuh dan ramah pada semua orang. Karena itu, keluarga merasa tidak percaya dia telah meninggal dunia dengan cara begitu,’’ katanya.
Sehari-hari, imbuh Remi, almarhumah Levie rutin mengantar dan menjemput anak ke sekolah, serta menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga.
Remi mengatakan, pihak keluarga mempercayakan kepada pihak kepolisian untuk mengungkap kasus ini. “Kami serahkan kasus ini kepada yang berwenang, semoga lekas terungkap. Tetapi saya memang benar-benar kaget, setengah tidak percaya (Levie tewas terbunuh),” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel Kombes Pol Sofyan Hidayat mengatakan, kasus ini masih dalam tahap penyelidikan, olah TKP dan memintai keterangan beberapa saksi dari orang-orang terdekat dengan korban.
Dia menyatakan, dugaan sementara korban mengalami pembunuhan. Kuat dugaan, korban dihabisi dengan senjata tajam yang menyebabkan luka robek di sekeliling lehernya.
Korban mengenakan busana berwarna cokelat muda, dipadu dengan bawahan cokelat tua motif batik. Karena posisi wajah korban menengadah ke atas, sehingga tampak pada bagian leher luka membelah dengan memanjang. ndy