Disinyalir, Surat ‘Sakti’ Dishub Penyebab Wisata Sungai Turun 50 Persen

MENURUN-Usaha kelotok menurun pendapatan hingga 50 persen. (doc)

Banjarmasin, BARITO – Pelarangan naik atap kelotok yang diedarkan Dishub Kota Banjarmasin beberapa waktu lalu berimbas pada pendapatan motoring kelotok yang beroperasi di Siring Tendean Banjarmasin.

Entah ada apa kaitannya dengan hal tersebut ? namun, menurut pengakuan salah satu pemilik kelotok Saibani atau Amang Usia, sejak ada surat edaran itu, penumpang susur sungai menjadi sepi. Sepinya itu menurutnya beerkurang hingga mencapai 50 persen.

Awalnya ia dan rekannya tidak percaya, mungkin lagi musim sepi. Tapi baginya, hal itu biasanya tidak berkelanjutan lama, namun ini sudah terasa.

“Ya semenjak adanya larangan dilarang duduk diatap kelotok, usaha kami sepi hingga 50 persen. Biasanya kami perpekannya mendapatkan penumpang 4.500, kini berkurang menjadi 2.000 saja. Artinya sudah berkurang 50 persen lebih,” bebernya.

Menurut Usai, aturan yang diberikan Pemko Banjarmasin mempersulit usaha pihaknya. Dimana kelotok diminta didisain seperti kemauam Pemko yang hanya beratapkan plastik itu. “Padahal kalau  alasannya soal keselamatan, kan setiap penumpang diwajibkan menggunakan jaket pelampung. Kita masih bisa mentaati itu,” tuturnya.

Usai menambahkan, imbas dari itu, kini beberapa rekannya sudah ada yang berniat untuk gulung tikar. dan ingin menjual kelotoknya. Melihat kondisi itu ia mengaku miris.

“Kalau tidak salah sudah ada empat orang rekan saya sudah ada yang ingin menjual kelotoknya,” tuturnya.

Sementara itu, Kabid Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Banjarmasin, Khuzaimi mengatakan dampak berkurangnya penumpang tidak hanya seperti penjelasan pemilik kelotok, namum juga pada persoalan harga tiket pesawat yang naik mahal. Sehingga pelancong pariwisata menjadi berkurang.

“Karena tiket mahal, mungkin ini penyebab pewisata yang datang ke Banjarmasin berkurang hingga 50 persen,” katanya.

Terkait soal keinginan Dishub Kota Banjarmasin, agar disain kelotok dirubah demi alasan keselamatan. Bagi  Zimi itu diapresiasi pihaknya, namun lebih baiknya, ia menyarankan kedua jenis kelotok yang modern dan yang lama tetap ada tanpa ada yang harus dikalahkan.

“Kalau keduanya disiapkan, tinggal penumpang saja mau pilih yang mana. Pada intinya tidak ada yang dikalahkan,” cetusnya. dan

Related posts

XL Axiata Luncurkan XL SATU Lite, Solusi Internet Praktis untuk Keluarga Indonesia

Dua Jemaah Gowes asal Medan Sampai di Banjarmasin, Siap Hadiri Haul ke-20 Guru Sekumpul

ICMI Kalsel Wacanakan Audiensi Bersama Gubernur Muhidin, Siap Bangun Banua