BUKU– Kadispora Kalsel, Zakly Asswan memberikan cinderamata berupa buku Sejarah Kepemudan Kalsel kepada Sekretaris Deputi 1 Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Esa Sukmawijaya dalam diskusi yang berlangsung, Senin (31/12) di Ruangan Paman Birin, Dispora Kalsel, Jalan Pramuka Banjarmasin. (foto: tol/brt)
Banjarmasin, BARITO – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalsel mulai mensosialisasikan konsep Indeks Pembangunan Pemuda (IPP). Salah satunya mengundang pihak terkait dan mendatangkan Sekretaris Deputi 1 Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Esa Sukmawijaya dalam diskusi yang berlangsung, Senin (31/12) di Ruangan Paman Birin, Dispora Kalsel, Jalan Pramuka Banjarmasin.
“Dari pertemuan ini, kita mendapatkan penjelasan dari Kemenpora mengenai IPP dan upaya sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk lebih meningkatkan lagi index tersebut,” ungkap Kepala Dispora Kalsel Zakly Asswan kepada wartawan, Senin (31/12) siang.
Indeks yang telah diluncurkan Bappenas, Kemenpora, Kemenko PMK, dan BPS, lanjutnya, menjadi acuan pembangunan kepemudaan yang harus ditingkatkan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. “Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor pun juga telah menggelorakan peran pemuda dengan selogan ‘Bergerak’ agar indeks pembangunan lebih maju dan meningkat,” ucapnya.
Sementara itu, Esa Sukmawijaya menyebutkan, kunjungannya ke Banjarmasin merupakan provinsi ketiga dalam rangkah mensosialisasikan IPP yang tak lain konsep dalam hal bagaimana untuk mengukur kinerja pembangunan kepemudaan baik nasional atau provinsi.
“Tertanggal 13 Juli 2018 telah launching IPP yang merupakan konsep baru sebagai indikator pencapaian peran pemuda dalam pembangunan. Ada 15 indikator yang diangkat dalam launching tersebut dan dituangkan dalam 5 demensi, yakni pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, kesempatan dan lapangan kerja, kepemimpinan dan partisipasi, termasuk gender dan diskiriminasi,” bebernya.
Untuk meningkatkan IPP, ditambahkannya, tentu melalui sosialisasi pemasyarakatan lebih lebih tahu. “Diperlukan juga pemahaman bersama, gerakan bersama secara daerah dan nasional. Misalkan melalui pemerintah daerah dengan Perda yang disebut aksi daerah. Ada juga aksi bersama melalui lintas OPD, perguruan tinggi, lembaga-lembaga swats, para OKP yang harus dilibatkan untuk meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan,” ucapnya. Tol