Dorong Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan mengekspor komoditas bawang merah ke Filipina. Ia berkomitmen untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. (ist/brt)
Jakarta, BARITO – Menteri Pertanian Amran Sulaiman mendorong Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan mengekspor komoditas bawang merah ke Filipina. Ia berkomitmen untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
“Kita komitmen mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Salah satu indikatornya, ekspor pertanian terus meningkat. Saya minta ekspor bawang merah dari berbagai sentra ditingkatkan supaya harga di petani bagus, semangat petani terjaga dan kita bisa cetak devisa untuk negara”, ungkap Amran dalam keterangan tertulis, kemarin.
Pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, ia menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman ekspor bawang merah yang dihasilkan Kabupaten Tapin. Penandatangan ini antara Asosiasi Bawang Merah Kabupaten dengan PT Binagloria Enterprindo selaku eksportir. Hadir dalam acara yakni Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi dan Bupati Tapin, Arifin Arpan.
Amran menjelaskan perkembangan produksi bawang merah yang meningkat dari tahun ke tahun memacu pertumbuhan ekspor. Pihaknya mendorong ekspor berbagai komoditas pertanian seperti Jagung, Sawit, Manggis, Pisang dan Bawang Merah. Tahun 2018 ini, Kementan menargetkan ekspor bawang merah hingga 15.000 ton, naik hampir 100% dari tahun lalu yang hanya sekitar 7.750 ton.
Sementara itu Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi, menambahkan pihaknya akan terus mendorong petani dan asosiasi bawang merah di sentra-sentra utama untuk memperluas akses pemasaran salah satunya dengan ekspor.
“Selain mendapatkan harga yang lebih baik, ekspor bawang merah akan memacu petani memperbaiki cara budidayanya agar produknya bisa bersaing,” ujarnya.
“Bawang varietas Tajuk dan Super Philip yang dihasilkan petani Tapin, meski di lahan bekas rawa, secara spek memenuhi standard ekspor. Tahun depan akan mulai di ekspor,” imbuhnya.
Ketua Asosiasi Bawang Merah Tapin, Jahidi mengungkapkan akan berkomitmen menghasilkan bawang merah sesuai standar ekspor. Pasar ekspor menjadi pilihan petani Tapin mengingat produksi selama ini sudah melebihi kebutuhan pasar lokal.
“Dengan jumlah penduduk 187 ribu jiwa dan konsumsi per kapita bawang merah 2,57 kg per kapita per tahun, maka untuk sekadar memenuhi kebutuhan pasar lokal cukup dengan luasan panen 55 hektar atau sekitar 480 ton,” ungkapnya.
Ia mengutip data BPS tahun 2017 lalu yang mengungkap Kabupaten Tapin mampu menanam lebih dari 216 hektar dengan produksi mencapai 2.300 ton per tahun. Dengan demikian, kata Jahidi, terdapat kelebihan suplai sekitar 1.800 ton yang perlu dicarikan pasar di luar Tapin.
“Selain mengisi pasar Kabupaten sekitar Tapin, ekspor ke Filipina bisa menjadi salah satu solusinya,” terangnya.
Di sisi lain, Direktur PT Binagloria Enterprindo Willy Agusman menyatakan komitmennya mendukung program peningkatan ekspor bawang merah yang menjadi fokus Kementan. Ia mengatakan pasar ekspor masih terbuka luas, sehingga penting untuk menjaga kualitas bawang merah petani dan ditingkatkan dari sisi ukuran, warna, serta rendah residu pestisida dan sebagainya. “Saya percaya petani kita sangat mampu menghasilkan bawang merah berstandar ekspor,” ucapnya. dtk/afd/brt