Dua Kabupaten Absen, Adiwiyata Tetap digelar

by baritopost.co.id
0 comments 2 minutes read

Banjarbaru,BARITO – Meski masih dalam masa pandemi Covid-19 dan di tingkat pusat ditiadakan , Pemerintah Provinsi Kalsel tetap menggelar penilaian Adiwiyata  tingkat Provinsi Tahun 2020.

Hal itu sebagai salah satu upaya Pemprov Kalsel dalam membina dan menanamkan jiwa cinta lingkungan pada peserta didik.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana menuturkan, saat ini tahapan penilaian masih berjalan dan umumnya dilakukan secara daring.

Meski memang ada beberapa tim yang harus melakukan verifikasi lapangan.

“Penilaian Adiwiyata adalah salah satu upaya kita menanamkan sikap cinta lingkungan dan kebersihan kepada peserta didik. Saat ini sekolah memang tidak ada siswanya  karena belajar di rumah, tetapi bukan berarti lingkungannya dibiarkan dan tanaman dibiarkan mati. Padahal dulu tanamannya dijaga dan dirawat, kan sayang kalau sekarang tidak dirawat,” ujarnya belum lama tadi.

Pada tahun ini, ada dua kabupaten yang tidak berpartisipasi. Dua kabupaten itu adalah Hulu Sungai Tengah dan Balangan. Beberapa kendala yang menyebabkan dua kabupaten tersebut absen dari kompetisi itu salah satunya adalah karena sekolah tidak ada kegiatan pada saat pandemi Covid-19 saat ini, sehingga dirasakan sulit untuk melakukan persiapan. Atau dengan kata lain, belum siap untuk mengikuti penilaian Adiwiyata.

Lebih lanjut Hanifah mengungkapkan, pihaknya berupaya mengajak semua stakeholder untuk menjaga lingkungan. Termasuk mengajak dunia pendidikan dengan cara memperkuat Adiwiyata. Meski pada tahun ini tidak semua kabupaten dapat mengikutinya.

“Tetapi paling tidak, pada Adiwiyata nasional tahun depan kita sudah siap dengan sekolah Adiwiyata tingkat provinsi,” tukasnya.

Hanifah menegaskan, penilaian Adiwiyata tingkat provinsi sangat penting. Karena justru pada masa anak sekolah itulah masa yang tepat sebagai awal untuk membimbing generasi muda mencintai lingkungan.

“Pandemi bukan penghalang, tetapi cara kita menggugah kepedulian di masa sekolah itulah yang penting. Kegiatan bisa dilakukan melalui daring, sehingga guru tetap bisa menyampaikan pesan kepada siswa, misalnya cara menempatkan sampah dan sebagainya,” urai Hanifah.

Jadi, imbuh mantan pejabat Bappeda Kalsel itu, meski anak didik tidak berada di sekolah, pendidikan dan pembangunan karakter cinta lingkungan tetap berjalan.

Penulis: Cynthia

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment