Dua Prahara di Kalsel Membuat Jargon Babussalam Dipertanyakan

ABDUL HADI

Oleh: Abdul Hadi
Dewan Ahli ISNU Kalsel

Beberapa minggu ini Kalimantan Selatan diterpa prahara. Dimulai dengan investigasi oleh Inspektorat Kemdikbudristek terhadap Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Kedatangan inspektorat ke Kalsel dipicu oleh sinyalemen terjadinya kecurangan oleh beberapa guru besar ULM.

Saya menilai, skandal 11 ULM berbuntut panjang, antara lain dengan penurunan akreditasi ULM. Akreditasi universitas tertua di pulau Kalimantan ini diturunkan dari A menjadi C.

Kecewa dengan penurunan akreditasi ini, mahasiswa-pun berbondong-bondong melakukan demo ke pimpinan institusi.
Mereka khawatir tidak bisa mendaftar menjadi pegawai.

Menyikapi aspirasi mahasiswa, Badan Akreditasi Nasional perguruan tinggi pun melonggarkan bahwa penurunan akreditasi baru akan efektif per 19 November 2024 mendatang.

Belum tuntas investigasi di ULM, badai berikutnya yang lebih dahsyat kembali terjadi. Gubernur Kalsel Sahbirin Noor (paman Birin) ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Seakan terkoneksi dengan Inspektorat Kemdikbudristek yang memanggil 20 org terkait skandal ULM, KPK memanggil 17 orang ASN dan swasta untuk diperiksa.

Dengan dua prahara yang menimpa dua institusi ini, masih relevan kah jargon Kalsel Babussalam–pintu keselamatan?, padahal ini dipopulerkan oleh Paman Birin pada pertengahan 2022. Jargon itu mencul meresponse diterbitkan undang-undang terkait pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.

Terlepas dari siapa yg sebenarnya mencetuskan jargon tersebut, Kalsel memang sering menjadi penyelematan bagi provinsi lain di Kalimantan. Ketika terjadi kerusuhan etnis pafa tahun 1998, etnis yang terdesak di Kalimantan Tengah bermigrasi, dan mereka selamat di Kalsel. Kaltim pun banyak disematkan Kalsel, terutama dengan suplai berasnya.

Kalsel Babussalam memang dicanangkan untuk mendukung IKN. Tercetus semangat untuk Kalsel menjadi penyangga pangan IKN. Beras, telur, dan minyak goreng dicanangkan sebagai komoditas pertanian yg dapat dipasok Kalsel. Kamar Dagang & Industri pun sangat respon terhadap peluang ini.

Dewan Ahli ISNU Kalsel ini jugaenambahkan, bahwa Ketua Kadin Indonesia pun reguler datang ke Kalsel, termasuk menghadiri konferensi Rabithah Malayu Banjar.

Institusi pendidikan pun terinspirasi, antara lain dengan menggagas Program Studi di luar Kampus Utama (PSDKU). “Sebagai warga Kalsel, kita tentu berharap jargon Kalsel Babussalam terealisir demi marwah dan kesejahteraan masyarakat,” terang Abdul Hadi

Dengan penduduk yg hampir 200.000 orang tentu IKN merupakan pasar prospektif bagi produk Kalsel. Pasar ini terutama digarap oleh warga Tabalong, HST dan Kotabaru yang berbatasan langsung dengan Kaltim. Ternak di Tabalong, padi di HST dan minyak sawit di Kotabaru dapat dengan mudah di pasarkan di IKN.

Demikian juga dengan sumber daya manusia(SDM). Tentu kita akan tersanjung dan bangga jika ASN yg bekerja di IKN adalah alumni perguruan tinggi Kalsel. Untuk rekrutmen tahun ini memang sudah tidak sempat karena pendaftaran sudah tutup. Tapi pegawai yang sudah diterima di IKN bisa saja melanjutkan studi ke jenjang S2, S2 bahkan S3 di Kalsel.

Dua skandal besar ini masih bergulir. Pemimpin ke depan juga masih proses. Semoga kita dapat menggaungkan dan membuktikan bahwa Pintu Keselamatan akan kita masuki_Kalsel Babussalam. Amien.

Related posts

Mengatasi Stres dari Sumber yang Tidak Terduga

Menyambut Positif Pidato Prabowo, Menyoroti Mandiri Pangan & Energi

Sebuah Kegiatan Khusus Sedunia Menawarkan Solusi Praktis untuk Masalah Kehidupan