Dukung Gerakan Solidaritas Setuja Tes Antigen Untuk Indonesia

by baritopost.co.id
0 comments 3 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo mengaku mendukung adanya Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia. “Saya sangat mendukung gerakan ini dan semoga semakin banyak pihak-pihak yang ingin berpartisipasi,” ujar Doni Monardo dalam acara peluncuran Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen bertema “Jalan Menuju Pandemi Terkendali” yang dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom, dengan co-host Olga Lidya, Rabu (28/10/2020).

Ia mengakui Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia mengajak siapa saja untuk berkontribusi untuk mengganti biaya produksi secara murah. “Rapid test antigen tersebut pun akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan secara gratis,” tambahnya.

Peneliti Diagnostik Covid-19 dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Muhammad Yusuf mengatakan, pihaknya mampu mengembangkan alat tes antigen yang diberi nama CePAD yang bekerja sama dengan sejumlah mitra.

Muhammad Yusuf menyebutkan, dinamika keberadaan RNA, antigen dan antibody pada infeksi Covid-19. “Caranya dengan deteksi antigen, untuk mengetahui mereka yang terpapar Covid-19,” katanya.

Dalam hitungan hari atau menit, kita bisa menyampaikan informasi apakah kita terpapar Covid-19 atau tidak. “Cara kerjanya bila ada virus maka akan terbentuk dua garis jika positif. Dalam waktu 20 menit sudah terlihat hasilnya. Namun jika negative maka muncul satu ugaris. Jumlah deteksi virus yang ada disampel, dan produk dilakukan secara mandiri, dan proses produksi antigen,” tuturnya.

Ahli wabah dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyatakan, kendala penanganan Covid-19 di Indonesia adalah lambatnya proses testing untuk mendeteksi penularan Covid-19.

Testing adalah salah satu upaya untuk mengendalikan pandemi Covid-19, sehingga bisa menekan jumlah kasus baru Covid-19 setiap harinya.

Penggunaan rapid test yang masih dijadikan acuan untuk memeriksa antibodi pun dinilai kurang akurat untuk melihat adanya Virus Corona yang ada dalam tubuh.

Pandu menjelaskan, kurva penyebaran Covid-19 yang masih terlihat fluktuatif karena persoalan testing. “Kapasitas testing kita terbatas. Nah, testing yang terlambat sangat merugikan dalam mengatasi pandemi,” katanya.

Pandu menyebutkan, jumlah testing per 1 juta penduduk Indonesia masih sangat rendah, yakni hanya 103 tes per 1 juta penduduk. Angka penularan Covid-19 di Indonesia juga masih tinggi.

Seharusnya mencari orang yang ‘membawa’ virus harus menjadi fokus saat ini. “Cara untuk mendeteksi mereka hanyalah dengan testing. Sebab, sebagian besar tidak menunjukkan gejala. Proses pemeriksaan tersebut terdapat banyak jeda yang menjadi peluang penyebaran Virus Corona lebih banyak,” bebernya.
Koordinator Komite Kerja Alif Iman Nurlambang mengatakan pihaknya melakukan pendekatan dengan perusahaan antigen, dan cukup menyumbangkan uang Rp110 ribu.

“Alat akurat dan punya ijin edar, dengan harga murah, dan kualitas bagus standar WHO, dan akan dikerjasamakan. Dan mau dipakai sebanyak orang,” katanya.

Inisiator Gerakan Solidaritas Natalia Soebagjo menatakan, pihaknya yakin negara bisa mengendalikan covid-19. Apalagi sudah menerapkan pemaiakan masker, cuci tangan, jaga jarak.

Pemerintah memiliki tanggung jawab, dan melakukan tes masal, dan gerak gerik masyarakat, dan isolasi yang wajib dilakukan dengan dukungan masyarakat. “Tingkat testing sangat rendah, dan jauh dibawah angka untuk mengendalikan Covid-10,” katanya.

Antigen lebih akurat, dan harga terjangkau. Dan gerakan ini agar masyarakat ikut menyumbang, sehingga kita bisa menyediakan alat antigen.
“Tujuan sederhana untuk mengatasi bersama penyebaran Covid-19.” imbuhnya. (afdi)

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment