Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Upaya mendukung program pemerintah dalam melestarikan budaya banjar. PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Banjarmasin ajak kawan penyandang disabilitas untuk terampil dalam membuat kain sasirangan.
Program itu dinamai Pertadaya (Pertamina Bersama Disabilitas Berkarya) yang berfokus pada produksi “Kain Sasirangan”.
Integrated Terminal Banjarmasin Andi Indrawan, mengatakan, Program tersebut adalah pemberdayaan sahabat tuli dengan jumlah anggota 25 orang yang sudah berjalan sejak 2021 dan sekarang memiliki 2 tempat sekretariat, di Sasana Krida Karang Taruna kota Banjarmasin di Kelurahan Alalak dan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial kota Banjarmasin.
Baca Juga: Hadapi Persaingan, Mahasiswa Unukase Diminta Untuk Mendalami Ilmu Berwirausaha
Tak hanya itu, juga melibatkan puluhan pemuda untuk bisa terampil membuat kain sasirangan itu. Kegiatannya sudah berjalan 22 Juni 2024.
Dalam ini Pertadaya berkolaborasi dengan Sandi Agustinus dari Kantan Sasirangan, melakukan giat “Sasirangan Academy 3.0”. Bertempat di Wetland Square,
“Kegiatan itu bertujuan untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman baru bagi muda-mudi dan komunitas se-Kota Banjarmasin agar lebih cinta dan peduli dengan warisan budaya lokal sasirangan.
“Program ini dapat meningkatkan rasa percaya diri teman disabilitas yang ada di Program Pertadaya,” ucapnya.
Sedikitnya ada 83 peserta yang terdiri dari berbagai kalangan, termasuk dari mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, Universitas Sari Mulia dan lain sebagainya serta dari komunitas lokal termasuk dari pekerja beberapa perusahaan di Kota Banjarmasin turut ikut dalam kegiatan tersebut.
Baca Juga: Terbukti Selingkuh ASN di Disporabudpar Banjarmasin Dipecat Dari Jabatannya
Pelatihan dimulai dari proses menggambar pola, kemudian dijahit manual dengan jarum, menyisit jahitan yang sudah jadi, kemudian pewarnaan dan terakhir proses pendedelan jahitan yang sebelumnya sudah di warnai.
Proses pembuatan “Sasirangan” perlu dilakukan dengan hati-hati dan penuh ketelatenan, karena jika salah satu proses tidak dilakukan dengan baik, akan berpengaruh pada hasil yang diinginkan.
Disampaikan Dira, peserta dari Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, bahwa kegiatan tersebut memberikan pengalaman baru. Selain itu juga bisa mengenal kawan tuli yang sudah terampil dalam membuat Sasirangan.
Ia pun ingin jika ada lagi pelatihan akan mengikutinya lagi.
Penulis : Hamdani
Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya