ESQ Warnai Pekan Imunisasi Nasional Di Banjarmasin

by baritopost.co.id
0 comments 2 minutes read
Pembukaan ESQ di Aula Balai Kota Banjarmasin oleh Ketua PKK Kota Banjarmasin, Siti Wasilah.

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Pekan Imunisasi Nasional dan Pencegahan Stunting Jadi Fokus Pemerintah Kota Banjarmasin. Beragam program kegiatan diselenggarakan salah satunya melalui ESQ Personal Transformation Program yang berlangsung di Aula Kayuh Baimbai. Rabu (24/07).

Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, Siti Wasilah itupun mengangkat tema “Rahasia Komunikasi Positif Teknik Coaching Untuk Ibu dan Anak”.

Kata Siti Wasilah, pentingnya momentum hari anak untuk mengedukasi masyarakat mengenai komunikasi yang efektif antara ibu dan anak.

Seperti topik yang diangkat dalam ESQ sangat relevan, terlebih berdekatan dengan hari anak.

Baca Juga: Heboh Warga AKT Dalam Ujung Banjarmasin Temukan Bayi Meninggal Dunia di Samping Rumah

“Tawaran dari Coach Deni dan Coach Arif ini sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan,” ujar Wasilah.

Ia menginformasikan bahwa Kota Banjarmasin baru saja meluncurkan Pekan Imunisasi Nasional dengan target 89.400 lebih anak, jumlah terbanyak di Kalimantan Selatan.

“Kita ingin memastikan anak-anak kita terlindungi dari penyakit seperti polio yang sangat menular. Program imunisasi ini penting untuk memberikan kekebalan komunitas secara menyeluruh,” ucapnya.

Kemudian, ia mengimbau seluruh pihak untuk mendukung kampanye ini, memastikan anak-anak usia 0-7 tahun mendapatkan vaksin polio. “Dalam tiga periode pemberian vaksin, kami berharap semua wilayah, mulai dari Kecamatan, Kelurahan, hingga organisasi lainnya, turut membantu,” harap Wasilah.

Selain imunisasi, Siti Wasilah juga menyoroti pentingnya penanganan stunting melalui program kunjungan Posyandu yang diluncurkan pada bulan Juni dengan tema “Gerakan Intervensi Serentak Penanganan Stunting”. Ia mengingatkan bahwa stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan anak, tetapi juga mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan otak, dan kesehatan secara umum.

“Kita tidak ingin anak-anak kita di tahun 2045, saat kita merayakan tahun emas kemerdekaan, masih banyak yang stunting. Ini akan mempengaruhi daya saing mereka,” tegasnya.

Baca Juga: BNNP Kalsel Musnahkan 194,02 Gram Sabu hasil Pengungkapan Dua Bulan

Ia juga menyampaikan bahwa kunjungan Posyandu pada bulan Juni meningkat, dengan 97% anak diperiksa tumbuh kembangnya, dibandingkan biasanya yang hanya 85%. Namun, prevalensi stunting di Kalimantan Selatan masih tinggi, mencapai 31% dari yang sebelumnya 26% di tahun 2022. Di Banjarmasin sendiri, prevalensinya turun menjadi 22%, namun masih perlu perhatian serius karena dari 10 anak, hampir 25% di antaranya stunting.

“Dari data bulan Juni, 70% anak yang diperiksa memiliki masalah gizi yang jika tidak diintervensi dapat berujung pada stunting. Saat ini ada 1.300 anak di Banjarmasin yang didiagnosa stunting dan pemerintah telah menyiapkan program penanganannya,” jelas Wasilah.

Ia berharap upaya-upaya ini menjadi kontribusi positif bagi Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan Indonesia.

Penulis : Hamdani

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment