Pelaihari,BARITO – Para pecinta olahraga Paralayang yang telah menjajal bukit Timah di Desa Tanjung Dewa Kecamatan Panyipatan cukup puas dan acung jempol, pasalnya pada lokasi tersebut sudah sangat cocok jika digelar event Paralayang, bahkan bekelas internasional sekalipun.
Raju, salah seorang pilot Paralayang yang telah melakukan uji coba pada bukit Timah cukup merasakan sensasi terbang diatas alam Desa Tanjung Dewa.
Selasa, (21/7) saat ia bertandang ke Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Tala bersama beberapa rekannya merasakan sangat puas ketika telah terbang dengan Paralayang belum lama tadi.
“Dari sisi kewisataanya sudah sangat bagus, tiupan angin juga tidak terlalu kencang dan ketinggian bukit berkisar 59 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL),”ungkap Raju yang juga dari komunitas Paralayang Merapi di Jakarta.
Menurutnya pula, untuk bukit Timah nilainya 1000 persen, karena siap jika digelar event disana. Untuk landing (pendaratan) juga sangat optimal, tidak harus menebang pohon karena pepohonan juga sangat sedikit dikawasan kaki bukit Timah. Bahkan pada posisi bukit dilevel 1 saja bisa melakukan 20 kali lompatan (Take Off) sementara kalau di pegunungan Pulau Jawa hanya bisa sebanyak 5 kali, dan jarak dari bandara juga tidak jauh.
Melihat pada kondisi bukit Timah ini, Raju pun berharap progres kedepan dapat ditata kembali pada kewisataannya, kondisi bukit hampir sempurna,bisa terbang lama dan cepat atau bisa sampai 1 jam mengudara, jika angin barat bertiup maka akan bisa menuju ke pantai Batakan,pada angin timur menuju persawahan dan kebun warga,ungkapnya.
Sementara itu, Tri salah seorang pilot Paralayang yang kini juga bekerja pada PLTU Asam-Asam di Kecamatan Jorong mengungkapkan, awalnya di tahun 2017 lalu saat terbang di daerah Puncak di Bogor,teringat akan lokasi Paralayang serupa di Kabupaten Tanah Laut.
“Saat itu jadi teringat kalau di Tala juga ada lokasi untuk Paralayang, maka dari itulah mengajak teman-teman ke Tala untuk uji coba,dan hasilnya cukup memuaskan,”kata Tri.
Para pilot-pilot Paralayang ini sendiri akan kembali ke bukit Timah pada bulan September 2020 nanti dengan menggunakan peralatan baru. Mereka mengakui, di Indonesia ada bukit rendah baru ada di Desa Tanjung Dewa.
Sementara itu pula, Rudi Imtihanysah Kabid Olahraga pada Dispora Tala mengungkapkan, Paralayang memang ada dalam Federasi Aero Sport Indonesia (FASI), maka kepada mereka untuk segera membentuk klub paralayang, apalagi ada salah seorang Pilotnya orang Tala yang bekerja di PLTU Asam-Asam.
“Dispora mendukung penuh Paralayang, dan ada unsur kepariwisataannya juga., sehingga tinggal melakukan langkah koordinasi yang melibatkan pemerintahan desa setempat,”kata Rudi.
Menurutnya pula, ini merupakan destinasi wisata baru, tentunya harus dipersiapkan. Sementara jika bicara komunitas Paralayang memang di Kalsel sudah ada yang terbentuk dan Tala sendiri berpotensi dapat melahirkan atlet-atlet paralayang. Paralayang sendiri nantinya juga dikoordinasikan ke KONI Tala jika mereka telah terbentuk,tutup Rudi.
Penulis: Basuki