Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Keterlambatan pengerjaan proyek bisa saja diakibatkan faktor cuaca. Alasannya, cuaca ekstrim di luar prediksi (kemarau basah), yang lebih condong banyaknya curah hujan ketimbang panas.
“Jadi kemarau basah sangat berpengaruh terhadap pengerjaan proyek di Desember 2022 ini,” ucap Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Gabungan Pengusaha Nasional Konstruksi Indonesia (Gapensi) Kalsel H Ahmad Rubani, saat dihubungi, dalam keterangannya, Senin (26/12/2022).
Ia menilai, pengalaman mengerjaan proyek menjadikan kontraktor harus berhati-hati dalam penyelesaian. “Bisa saja material minim, tapi human error pasti terakhir. Namun terbesar saat ini faktor cuaca kemarau basah Desember 2022 menghambat pekerjaan proyek,” tandasnya.
BACA JUGA: Selesaikan Proyek Tepat Waktu, Gapensi Ingatkan Pengusaha Konstruksi
Ketua Umum BPD Gapensi Kalsel H Ahmad Rubani
Untuk itu, Ia berharap aturan proyek pengerjaan diperjelas. “Ya, ada saja aturan yang membolehkan. Artinya keterlambatan ditambah waktu 50 hari. Memang ada resiko denda, dan pembayaran bisa saja diakhir tahun berikutnya,” ungkap mantan Ketua BPC Gapensi Kota Banjarmasin ini.
Misalnya, kata Rubani, proyek tahun 2022, dilihat sisanya, kemudian dihitung bersama-sama, dan denda diberi waktu 50 hari harus selesai. “Ya, biasanya dibayar akhir tahun September-Oktober,” pangkasnya.
BACA JUGA: Secara Aklamasi Terpilih, Ahmad Rubani Jadi Ketum BPD Gapensi Kalsel 2022-2027
Terkait proyek anggota Gapensi di Kalsel, Ia meyakini, hingga kini tidak ada proyek yang diblacklist. “Hingga kini belum ada proyek anggota Gapensi yang diblacklist. Belum ada laporan itu. Ya, jika ada blacklist bisa saja mereka lapor ke Gapensi,” paparnya.
Dari 1.500-an anggota Gapensi yang tercatat, kata Rubani, kini hanya 300-an lebih yang melakukan registrasi ulang. “Jadi tidak semua anggota Gapensi yang mendapatkan proyek pekerjaan pemerintah,” imbuhnya.
Editor : Afdi