FK ULM Dorong Gerakan Revolusi Hijau.

SEMINAR nasional kehutanan yang diselanggarakan Fakuktas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat,  Senin (28/10) di Hotel Rodhita Banjarbaru dihadiri  peserta dari akademisi Fakultas kehutanan dan MIPA ULM, Fakultas Pertanian Palangkaraya, peneliti dan lain-lain. (foto salman/brt)

Banjarbaru, BARITO – Fakuktas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat  melaksanakan seminar nasional kehutanan, Senin (28/10) di Hotel Rodhita Banjarbaru. Seminar dihadiri 103 peserta dari akademisi Fakultas kehutanan dan MIPA ULM, Fakultas Pertanian Palangkaraya, peneliti dan perwakilan BPHKH, BPSKL wilayah Kalimantan, KPH lingkup Kalsel, pemerhati lingkungan dan swasta.

Seminar yang dibuka Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan dan Alummi ULM, Dr Ir Muhammad Fauzi itu menghadirkan pemakalah utama yakni Dr Hanif Faisol Nurrofiq (Kepala Dinas Kehutanan Kalsel), Erik Teguh Primiantoro (Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan, Kebijakan Wilayah dan Sekitar, Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK,  Prof Dr Ir Yusran (Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin), dan Prof Dr Rudianto Amirta (Dekan FK Unversitas Mulawarman).

Ketua Panitia Pelaksana Seminar, Dr Ir Zainal Abidin yang juga Wakil Dekan 3 FK ULM, mengatakan, dalam seminar juga menampilkan 60 pemakalah umum yang mempresentasikan hasil penelitian pemikiran dan pengalaman di bidang kehutanan dan lingkungan.

Menurut Zainal, kegiatan ini sebagai wujud komitmen pihaknya dalam mendorong gerkana revolusi hijau. Karenanya, ia berharap, ada masukan-masukan semua pihak terkait gerakan yang digaungkan Pemerintah Provinsi Kalsel ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Dr Hanif Faisol Nurrofiq  mengajak kalangan akademisi, termasuk FK ULM, agar ikut membenahi struktur revolusi hijau ini, mulai arah program, hingga manajemennya.

“Kami minta konsep-konsep apa yang harus ditampilkan,” ujarnya.

Hanif menyebutkan, kawasan hutan Kalsel yang memiliki luas keseluruhan sekitar 1,7 juta hektare masih ada sekitar 200 ribu hektare diantaranya yang mengalami kerusakan alias berkurang fungsinya. Sedangkan lahan kritis di luar kawasan hutan mencapai 300 ribu hektarr lebih yang harus dihijaukan kembali.

“Sesuai daya dukung pendanaan dan sebagainya, angka 30 ribu hektare per tahun sudah sangat maksimal untuk suatu provinsi. Memang berat, tapi kita harus komitmen dan sungguh-sungguh. Yang paling penting bagaimana melibatkan masyarakat untuk kajian ekonominya, sehingga kita tidak akan terlalu berat membangunnya,” katanya.
Dia pun mengapresiasi Fakultas Kehutanan ULM yang telah menginisiasi seminar tersebut. Karena menurut Hanif bernilai sangat penting dan strategis untuk membantu mendorong keberhasilan Gerakan Revolusi Hijau.

Penulis: Salman

Related posts

Pilih Ketum Baru dan Rumuskan Program Kerja di Musda XVI HIPMI Kalsel

Antisipasi Serangan Siber, SDM Diskominfo Kalsel Ikuti Pelatihan CSCU

Kesiapan Telkomsel Menghadapi Pilkada Serentak 2024