Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Walikota Banjarmasin Ibnu Sina menuturkan, Banjarmasin layak menjadi kota rukun. Dan untuk mengupayakannya, diperlukan dukungan semua pihak. “Karena itu acara workshop digelar atas kerjasama FKUB Banjarmasin, Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3), serta Pemko
Banjarmasin.Kegiatan ini didukung oleh The Asia Foundation (TAF),” ujar kata Ibnu Sina saat membuka acara Workshop Banjarmasin Kota Rukun, Senin,(22/7) di aula STIKES Suaka Insan Banjarmasin.
Lebih lanjut Ibnu Sina mengulas tentang perlunya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, bahwa SDGs berbeda dari pendahulunya Millenium Development Goals (MDGs), SDGs dirancang dengan melibatkan seluruh aktor pembangunan, baik itu Pemerintah, Civil Society Organization (CSO), sektor swasta, akademisi, dan sebagainya. Sehingga acara hari ini dengan dukungan organisasi masyarakat sipil seperti LK3 dan FKUB serta TAF, tujuannya agar Banjarmasin menjadi kota rukun, kota yang ramah, saling menghormati dan menerima semua yang berbeda. Tujuan itu sesuai dengan tujuan SDGs.
Acara workshop sendiri menghadirkan para narasumber dan peneliti dari Jakarta, antara lain Pusad Paramadina, Imparsial, TAF dan narasumber lokal dari LK3.
Siswo dan Irsyad, peneliti Pusad Paramadina memaparkan tentang potensi kerukunan beragama dari sejumlah hasil riset, juga tentang Bina Damai sebagai strategi mengelola kerukunan beragama. Dalam bina damai, bukan hanya saling menghormati, tapi sudah membangun kerjasama pada satu isu yang dianggap menjadi persoalan bersama.
Sementara itu Ardi dari Imparsial, menyampaikan soal kerukunan beragama dalam perspektif HAM. Bahwa beragama merupakan hak dasar yg harus dihormati semua orang, pemerintah mesti berupaya mengusahakan hak tersebut terwujud bagi semua orang.
Budhy Munawar Rachman dari TAF, memaparkan tentang situasi kerukunan beragama pada tingkat nasional, yang memberi pengaruh situasi di daerah. Bahwa sejumlah kasus konflik agama dan aliran keagamaan, sampai hari ini belum selesai di tangani, menimbulkan persoalan sosial yang tidak sederhana.
Narasumber lokal, Noorhalis Majid dari LK3, menyampaikan soal membangun kerukunan dalam perspektif kearifan lokal. Banyak papadah dan paribahasa banjar yang dapat diangkat untuk mewujudkan Banjarmasin Kota Rukun. Kearifan lokal tersebut selama ini menjadi pedoman hidup, baik mengatur laku pribadi, mengatur laku bermasyarakat, maupun mengatur laku bernegara.
Rafiqah Direktur LK3 selaku mitra FKUB dalam kegiatan workshop ini menyatakan dukungannya bila pemerintah kota atau FKUB menyelenggarakan workshop yang sama pada tingkat kecamatan. LK3 sebagai organisasi masyarakat sipil akan terus berkontribusi mewujudkan Banjarmasin kota rukun, kata Rafiqah seraya menceritakan sejumlah kegiatan LK3 sejak tahun 1994 hingga sekarang dalam soal membangun kerukunan beragama.
tya