Geliat Pemulihan Ekonomi Kalsel setelah Dihantam Pandemi

by baritopost.co.id
0 comments 3 minutes read

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Setelah lebih setahun terkontraksi akibat dihantam pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan kini mulai membaik. Jika pada triwulan I tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Kalsel masih minus 1,25 persen, pada triwulan II sudah plus 4,40 persen dan triwulan III menjadi 4,82 persen (y on y).

Proses pemulihan ekonomi di Kalsel terus berjalan, setelah sempat mengalami kelesuan, sejak April 2020, akibat merebaknya penyebaran Covid-19.

Secara kasat mata, berangsur pulihnya perekonomian dapat dilihat dari mulai ramainya pengunjung hotel, mal, rumah makan, tempat wisata, orang bepergian, hingga orang berbelanja di pasar.

Qurthubi, pemilik toko perhiasan emas di Pusat Perbelanjaan Pangeran Antasari Banjarmasin, yang ditemui Barito Post, kemarin, mengaku saat ini transaksi di tokonya mulai ramai. ‘’Boleh dikata kondisi sekarang sama seperti sebelum pandemi,’’ ujarnya.

Qurthubi menceritakan, di masa awal merebaknya virus Corona di Kalsel, atau sejak April 2020, toko emasnya berangsur sepi pengunjung. ‘’Bukan hanya toko emas, para pedagang barang lainnya di pusat perbelanjaan ini ikut lesu. Pusat perbelanjaan ini sepi, sampai-sampai kita para pedagang malas buka toko. Tapi, alhamdulillah sekarang kondisinya semakin membaik. Pengunjung semakin ramai,’’ tuturnya.

Dalam kesempatan terpisah, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Roy Rizali Anwar mengakui, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Kalsel 2021 mulai menunjukkan pemulihan dari tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

Dari sisi suplai, sebut Roy, pemulihan ekonomi ini didorong oleh perbaikan di seluruh lapangan usaha utama, antara lain pertambangan dan perdagangan, hotel dan restoran.

‘’Dari sisi permintaan, peningkatan ekonomi terutama dipengaruhi oleh perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat seiring dengan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang berangsur pulih, serta peningkatan investasi dan ekspor,’’ ujarnya ketika berbicara pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021 yang bertema “Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi” di Banjarmasin, pekan lalu.

Selain itu, kata dia, perekonomian global yang secara bertahap mulai membaik juga menjadi pemicu semangat optimisme pemulihan ekonomi di Kalsel.

Perekonomian domestik yang mulai membaik di Kalsel, imbuh Roy, harus dimanfaatkan sebagai momentum bersama untuk kembali menggalang kekuatan dan strategi yang semakin efektif guna mendorong pemulihan ekonomi.

Tekad menjaga momentum pemulihan ekonomi ini juga tercermin dari pengalokasian APBD Kalsel 2022 yang diketok palu di DPRD Kalsel pada Kamis, 25 November 2021 lalu.

APBD Kalsel 2022 yang dipatok Rp5,564 triliun itu diprioritaskan untuk kegiatan pemulihan ekonomi. ‘’Selanjutnya untuk penanggulangan pandemi Covid-19 yang masih menjadi perhatian khusus. Selain itu diprioritaskan juga pembangunan infrastruktur serta kesejahteraan masyarakat Kalsel,’’ kata Roy, ketika mewakili gubernur Kalsel, menghadiri rapat paripurna DPRD untuk mengesahkan APBD tersebut.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan Amanlinson Sembiring meyakini perekonomian Kalsel tumbuh lebih tinggi pada 2022 dengan semakin membaiknya kondisi kesehatan masyarakat dan menurunnya kasus Covid-19.

“Kita memproyeksikan pemulihan ekonomi akan terus berlanjut pada 2022. Perekonomian Kalsel diprakirakan tumbuh lebih tinggi dari 2021 ini,” ujarnya yang dikutip dari Antara, pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia menjelang akhir tahun 2021 itu.

Dari sisi permintaan, Amanlinson menilai, perbaikan tersebut didukung oleh pertumbuhan positif dari konsumsi, baik rumah tangga maupun pemerintah, investasi dan disertai kinerja net ekspor yang solid.

“Kasus Covid-19 yang terus melandai dan semakin terkendali mendorong peningkatan kepercayaan masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi, termasuk melakukan pergerakan bisnis maupun wisata,” tuturnya.

Namun, Amanlinson juga melihat ada tantangan di tengah optimisme perbaikan ekonomi pada 2022, yakni, risiko melonjaknya kasus Covid-19 gelombang ketiga yang masih perlu terus diwaspadai karena dapat menahan perbaikan perekonomian.

Kemudian, imbuh dia, tantangan struktural global warming yang akan membawa perubahan kebijakan energi dunia ke arah energi yang lebih ramah lingkungan dan kendala kapasitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang masih rendah.

Karenanya, untuk mempercepat pemulihan ekonomi Kalsel, Amanlinson menyebut perlunya 5 strategi penguatan, yakni percepatan hilirisasi batu bara, mendorong pengembangan industri hilir sawit melalui pola kemitraan, percepatan hilirisasi karet.

Kemudian, digitalisasi sistem pembayaran untuk integrasi ekonomi dan keuangan, dan terakhir adalah mendorong percepatan pemulihan ekonomi melalui penguatan pelaku usaha UMKM. “Kita yakin ini bisa dengan sinergi semua stakeholder di provinsi ini hingga kabupaten/kota,” ujarnya.dya

Penulis: Dadang Yulistya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment