Gubernur Keluarkan Edaran Kesiapsiagaan Bencana

H Sahbirin Noor (doc;ist)

Banjarmasin, BARITO – Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor mengeluarkan Surat Edaran kepada Bupati/Wali Kota tentang Antisipasi Kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir dan tanah longsor.  Langkah itu dilakukan untuk mencegah meluasnya dampak kejadian yang disebabkan curah hujan ekstrem.

Surat bernomor 360/040/BPBD/PK/2020 ditembuskan ke Menteri Dalam Negeri, Kepala BNPB, Kapolda Kalsel, Danrem Antasari, Komandan Lanal Banjarmasin, Sekretaris Daerah dan Kepala SKPD Provinsi Kalimantan Selatan.

Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setdaprov Kalsel, Kurnadiansyah merilis informasi ini, Senin (13/1) disertai beberapa materi penting dalam surat edaran yakni Bupati/Wali Kota diminta meningkatkan kesiapsiagaan dan peringatan dini seperti melakukan pengecekan atau inspeksi sarana dan prasarana.

Kemudian, Pemerintah Kabupaten/Kota juga diminta untuk terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD), TNI/Polri dan tokoh masyarakat terkait perubahan cuaca dan peringatan dini banjir.

“juga diminta mengalokasikan biaya pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor serta belanja tidak terduga dalam APBD,” tulisnya.

Disebutkan, Paman Birin (sapaan Gubernur Kalsel) meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Kabupaten/Kota untuk lebih mengoptimalkan perannya dalam mencegah maupun pada saat menanggulangi bencana.

SE Gubernur Kalsel ini terkait tingginya curah hujan saat ini yang berpotensi terjadi banjir seperti yang terjadi pekan lalu di sejumlah titik di Kabupaten Tapin, Banjar, dan Kota Banjarbaru yang mengakibatkan ratusan rumah terendam.

Perlu diketahui, BMKG memprediksi potensi hujan ekstrem yang masih akan berlangsung hingga pertengahan Februari 2020. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta belumlama tadi menjelaskan, aliran udara basah dari Timur Afrika diperkirakan menuju wilayah Indonesia.

Kondisi tersebut bisa mengakibatkan potensi hujan ekstrem pada 10-15 Januari 2020. Selanjutnya, pergerakan aliran udara basah juga masih akan berlanjut pada Januari akhir hingga pertengahan Februari 2020.

“Aliran udara basah masuk ke Indonesia diperkirakan pada 10-15 Januari 2020. Siklus pun berulang pada akhir Januari hingga pertengahan Februari 2020,” ungkap Dwikorita.

Sejumlah wilayah di Indonesia yang diprediksi akan terdampak hujan dengan intensitas tinggi hingga ekstrem meliputi Sumatera bagian tengah, Jawa, Kalimantan Selatan, Sulawesi bagian selatan hingga tenggara.

Oleh karena itu, masyarakat diminta mempersiapkan segala sesuatu sebagai antisipasi kemungkinan bencana yang dapat berpotensi terjadi. Mengingat musim hujan dan cuaca ekstrem akan berlangsung hingga Februari 2020 mendatang. Kejadian banjir susulan atau berulang patut diwaspadai.

Apalagi saat banjir yang dikhawatirkan ada hewan liar serta pecahan benda-benda tajam yang turut dalam arus banjir.

 Penulis: ril/Salman

Related posts

Hapus Sekat Kesukuan, ULM Bagian NKRI dan Bangun Prestasi

Pulang Haul, Hati Tenang, Perut Kenyang

Pilih Ketum Baru dan Rumuskan Program Kerja di Musda XVI HIPMI Kalsel