Banjarmasin, BARITO – Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor menyampaikan, bulan Muharram menjadi momentum untuk berbagi, sehingga terus tercipta pribadi yang lebih baik. “Ya, momentum Muharram menjadikan pribadi kita semakin bersyukur, beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT,” ujarnya dalam sambutan tertulis yang disampaikan Asisten I Pemrpov Kalsel Siswansyah pada perayaan 10 Muharram Hari Asyura digelar Pemuda Islam bersama lembaga swadaya masyarakat Kalimantan Selatan, Selasa (10/9).
Ia menuturkan, sebagai umat Islam, kini telah banyak diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk berbagi atas apa yang kita telah dapatkan selama ini. “Salah satunya berbagi di 10 Muharram. Kita dianjurkan untuk berbagi rezeki kepada sesame terlebih kepada saudara kita yang membutuhkan,” bebernya.
Meski demikian, tidak hanya di bulan Muharram, namun juga di bulan lainnya pun kita sangat dianjurkan untuk berbagi sebagai bentuk syukur atas nikmat selama ini. ‘Berbagi itu berkah, berbagi itu berfaedah, dengan begitu kita menjadi pribadi yang lebih mulia dan bersyukur,” tambahnya.
Untuk itu, Ia pun mengajak dimomentum baik ini untuk menjadikan ladang amal dan terus meningkatkan kepedulian antar sesame. “Khairunnas anfauhum linnas,” katanya.
Sementara itu, Ketua Pemuda Islam Kalimantan Selatan HM Hasan menuturkan, pihaknya membagikan bubur asyura dan berbagi dengan anak yatim sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. “Hari Raya Anak Yatim di 10 Muharram ini, mari kita saling mengingatkan untuk berbagi, agar kita senantiasa merasakan kesusahan yang telah diderita para anak yatim,” beber mantan Ketua KNPI Kalsel ini.
Tiap 10 Muharram, umat Islam di Kalimantan Selatan menggelar tradisi khusus, yaitu Puasa Asyura. Tahun ini, 10 Muharram bertepatan pada Selasa (10/09/2019). Tak sekadar menggelar puasa sunah tersebut, orang-orang Banjar biasanya juga beramai-ramai memasak kuliner khas hari spesial itu, yaitu Bubur Asyura. Bubur ini berwarna kuning, rasanya gurih dan bahan campurannya banyak, bisa mencapai puluhan jenis. Sesuai tradisinya, biasanya bahan campurannya mencapai 41 jenis. Biasanya, yang dimasukkan ke adonan bubur berupa sayuran dan kacang-kacangan.
Jika kurang, maka harus ditambah lagi dengan bahan lainnya, walaupun berupa batu atau lumut, yang penting jumlahnya pas 41 jenis sesuai tradisi yang berlaku. Sementara bumbu penyedapnya berupa garam dan bubuk penyedap rasa. Tak ada resep khusus untuk membuat bubur ini. Bahannya bisa apa pun dan apa yang ada saja, sesuai dengan kondisi perekonomian warga yang membuatnya. Yang penting bahannya banyak, mencapai 41 jenis dan cukup untuk dikonsumsi warga sekampung.
afd