Kemudian di bidang kesehatan, IPM mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat, pengetahuan dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor.
Untuk mengukur dimensi kesehatan digunakan angka harapan hidup waktu lahir, berdasarkan data Angka Harapan Hidup (AHP) Provinsi Kalsel masih berada di bawah rata-rata nasional AHP Kalsel tahun 2022 laki-laki sebesar 67,23 dan perempuan sebesar 71,13, sementara itu rata-rata nasional AHP tahun 2022 laki-laki sebesar 69,93 dan perempuan sebesar 73,83.
Baca Juga: Relawan Datangi Kantor PDIP Kalsel Sampaikan Tekad Menangkan Ganjar Pranowo Presiden 2024
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM juga dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara. IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Kalsel yaitu 30 persen di atas angka nasional yakni 24,4 persen. Menurun dari 30 persen pada 2021 menjadi 24,6 persen atau 21.276 balita pada 2022.