Rusia, BARITOPOST.CO.ID – Amerika Serikat (AS)-Rusia merupakan dua negara yang secara tidak langsung sedang terlibat konflik panas.
Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu alasan mengapa Kremlin melakukan invasi ke Ukraina sejak Febaruari tahun lalu.
Washington dianggap menjadi pihak yang bertanggung jawab “mencuci otak” Ukraina agar bergabung dengan NATO. Rusia yang merasa, bergabungnya Ukraina dengan NATO akan mengancam beberapa wilayah penting mereka.
Itulah mengapa, Vladimir Putin berniat untuk terus menggagalkan niat Ukraina tersebut.
BACA JUGA: TPID Kalsel Gelar Pasar Murah dan Operasi Pasar
Sejak invasi dilakukan, sudah sangat banyak senjata yang digunakan Rusia untuk menghajar sudaranya itu, mulai dari tank, drone kamikaze, jet tempur dan sebagainya.
Namun dari semua peralatan, ada satu senjata menarik yang digunakan Rusia yakni drone Shahed-136 buatan Iran.
Dilansir dari The National News, salah satu Shahed-136 pernah ditembak jatuh di Ukraina tahun lalu. Menariknya setelah diteliti, ditemukan berisi bagian-bagian yang dibuat oleh 13 perusahaan AS.
Laporan menyebut jika 52 komponen dari drone bunuh diri Shahed-136 buatan Iran, 40 di antaranya telah diproduksi oleh perusahaan AS.
BACA JUGA: Sepakat Gelar UKW Bersama, SMSI Kalteng Studi Banding ke SMSI Kalsel
Sementara itu 12 sisanya dibangun oleh perusahaan di Kanada, Swiss, Jepang, Taiwan dan China. Rusia diyakini telah menggunakan Shahed-136 untuk menyerang Rusia. Mereka bahkan sempat dilaporkan kehabisan senjata tersebiut pada November setelah mengirim sekitar 400 unit ke Ukraina.
Kendaraan udara tak berawak jarak jauh dapat menyerang target lebih dari 2.000 km jauhnya. Itu didorong baling-baling yang akan memberikan kecepatan sekitar 185kph dan dipandu oleh GPS.
Jika klaim tersebut benar, mana tak berlebihan untuk mengatakan jika Rusia tak sadar sudah pakai senjata buatan AS untuk menyerang Ukraina. (*)
BACA JUGA: Muswil ke-38 Muhammadiyah dan Aisyiyah Kalsel Dibuka