Habib Farhan Desak Pemprov Kalsel Tuntaskan Pembangunan Di Masa Transisi Antisipasi Banjir Rob

by baritopost.co.id
0 comments 2 minutes read
Ilustrasi banjir rob yang rendam rumah warga.(foto : ist)

Sungai Tabuk, BARITOPOST.CO.ID Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Habib Farhan BSA mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel di masa transisi ini harus mempercepat pembangunan untuk mengantisipasi banjir atau air pasang rob yang terjadi hampir diseluruh wilayah di Kalsel, khususnya di bagian wilayah pesisir Kabupaten Banjar.

Desakan itu ia sampaikan setelah melakukan peninjauan dibeberapa lokasi titik banjir rob di wilayah pesisir Kabupaten Banjar, yakni di Kecamatan Aluh-Aluh dan Desa Gudang Hirang, Kecamatan Sungai Tabuk belum lama tadi.

“Kami mendesak Pemerintah Provinsi Kalsel memperbanyak pembangunan saluran pengalihan, terutama saluran pengalihan cabang untuk pengendalian banjir atau air pasang rob,” ujar Habib Farhan di Banjarmasin, Ahad (15/12/2024).

Menurut politisi PKB ini metode itu sangat efektif dalam pengendalian banjir dan jauh lebih aman dibanding pembangunan tanggul atau bangunan pengendali banjir lainnya.

“Pembangunan untuk antisipasi banjir rob ini harus dipercepat di masa transisi saat ini,” harapnya.

Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalsel Habib Farhan BSA saat bertatap muka dengan warga di wilayah Kabupaten Banjar.(foto : ist)

Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalsel Habib Farhan BSA saat bertatap muka dengan warga di wilayah Kabupaten Banjar.(foto : ist)

Habib Farhan juga mendesak Pemprov Kalsel untuk menanam Mangrove secara besar-besaran, selain melakukan mitigasi, strategi dan tindakan efektif lainnya, antara lain pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut, kemudian program penghijauan daerah hulu sungai serta pengelolaan tata ruang dan lingkungan, sistem peringatan dini, pengembangan infrastruktur pengendalian banjir, rehabilitasi dan konservasi lingkungan.

“Pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat serta perencanaan dan latihan tanggap daruratnya,” sebutnya.

Ia juga mengingatkan sebentar lagi bakal memasuki bulan Ramadan.

Dari hasil peninjauan di lapangan disebutkannya ada sebuah masjid yang berada di Kecamatan Aluh-Aluh, jika banjir rob melanda, maka masjid tersebut terendam.

“Melaksanakan salat Tarawih hanya 15 hari, karena saat banjir merendam sebagian bangunan masjid, maka salat Tarawih ditiadakan di masjid itu,” ceritanya.

 

Editor/* : Sophan Sopiandi

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar