Hingga Agustus, Luas Lahan Terbakar Kalsel 713 Hektare

Foto tangkapan layar , Ketua Umum GAPKI, Joko Supriyono pada Apel Virtual Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2021 GAPKI Kalsel, Rabu, (25/08/2021).(foto:tya/brt).

GAPKI Kalsel  Rakor dan Apel Virtual Antisipasi Karhutla

Banjarbaru, BARITO – Data per tanggal 20 Agustus 2021, luas lahan terbakar di Provinsi Kalsel mencapai 713 hektare. Agar tidak terjadi kebakaran lahan yang lebih luas lagi seperti tahun-tahun sebelumnya yang mencapai hingga ribuan hektare  maka perlu upaya pencegahan yang melibatkan sinergi semua stakeholder dari pusat, provinsi, kabupaten hingga tingkat desa.

Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan adalah melalui koordinasi dan apel siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diselenggarakan secara virtual oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalsel, Rabu,(25/08/2021).

Ketua Umum GAPKI, Joko Supriyono menegaskan komitmen pengurus dan anggota GAPKI dalam upaya pencegahan karhutla.

“Apel siaga bertujuan untuk mendorong dan memastikan semua wilayah perusahaan perkebunan terutama anggota GAPKI Kalsel dalam status siaga. Perusahaan harus memastikan bahwa segala aspek dalam status siap siaga menghadapi karhutla tahun ini. Tahun 2021 diharapkan kondisi tidak terlalu kering seperti tahun lalu,” ujarnya pada acara yang juga diikuti perwakilan dari Polda Kalsel, polres dan anggota GAPKI Kalsel itu.

Salah satu narasumber, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel, Sahruddin, pada tahun 2021 saat ini hingga akhir bulan Agustus masih terjadi hujan. Hal itu berarti tidak ada peningkatan yang terlalu tinggi pada kejadian karhutla di Kalsel dibandingkan tahun-tahun lalu.

“Jika melihat ke belakang terkait bencana asap akibat karhutla di Kalsel sejak tahun 2015 sampai 2021, maka pada tahun 2015 ada 7.138,1 hektare luasan yang terbakar. Tahun 2016 terjadi kemarau basah, sehingga terjadi penurunan lahan terbakar menjadi 252,5 hektare,”ujarnya.

Tahun 2017, luasan lahan terbakar meningkat lagi menjadi 2.034,14 hektare , tahun 2018 3 ribu hektare lebih,  dan tahun 2019 hampir mendekati jumlah luasan di tahun 2015 yakni 7.102,03 hektare atau tergolong ekstrem.

Kemudian tahun 2020 ada penurunan menjadi 2.319,94 hektare dan hingga kini di tahun 2021 luas lahan terbakar 713 hektare di 13 kabupaten/ kota di Kalsel.

Dari total 713 hektar lahan yang terbakar di Kalsel per 20 Agustus 2021, kebakaran lahan terbanyak terjadi di Kota Banjarbaru yakni 33 kejadian dengan total luasan 269,6 hektare. Kemudian Tanah Laut 25 kali dengan total luasan terbakar 141, 95 hektare.

Upaya-upaya yang dilakukan dalam upaya kesiapsiagaan karhutla diantaranya adalah menggelar apel siaga setiap tahun.

“Sejak tahun 2013 sampai 2019 selalu digelar apel siaga. Apel melibatkan seluruh stakholder termasuk GAPKI. Namun karena pandemi Covid-19, apel besar tidak dilaksanakan pada tahun 2020 dan 2021,” jelasnya.

Menurut Sahruddin, pada apel siaga tahun 2019, dilaksanakan apel dengan melibatkan seluruh kekuatan termasuk dari GAPKI Kalsel dengan menampilkan peralatan dan atraksi pemadaman di halaman kantor gubernur Kalsel di Banjarbaru.

Sementara itu, Ketua GAPKI Kalsel, Eddy S Binti mengatakan, pihaknya melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan karhutla.

“Yang terpenting adalah cara masing-masing anggota GAPKI untuk dapat aktif berperan dalam persiapan pencegahan karhutla, sehingga kita dapat mengantisipasinya,” tandasnya.

Dalam hal ini, GAPKI Kalsel juga telah bekerjsama dengan Polda Kalsel dan Telkom untuk pemasangan alat deteksi asap secara digital.

Penulis: Cynthia

Related posts

Antisipasi Serangan Siber, SDM Diskominfo Kalsel Ikuti Pelatihan CSCU

Kesiapan Telkomsel Menghadapi Pilkada Serentak 2024

Komisi III DPRD Kalsel Minta Dukungan Kementerian PUPR Realisasikan Pembangunan TPST Regional Banjarbakula