Hujan Berkurang, Karhutla Meningkat Lagi

SATGAS Karhutla dari TNI dan Polri bersama relawan pemadam kebakaran berupaya memadamkan kebakaran lahan yang menjalar ke tumpukkan ban bekas di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Selasa (22/10).(foto: net)

Banjarbaru, BARITO – Setelah sempat berkurang karena diguyur hujan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di  Kalimantan Selatan akhir-akhir ini cenderung meningkat.

Karhutla terbanyak  berada di wilayah Kota Banjarbaru  yaitu 6 kasus. Disusul Tanah Laut dan Hulu Sungai Selatan (HSS) masing-masing 4 kasus. Kemudian Tapin, Tanah Bumbu,  di Barito Kuala masing-masing 1 kasus. ‘’Total ada  17 kasus karhutla belakangan ini, dengan luasan lahan terbakar 29,73 hektare,’’ kataKepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPPD) Provinsi Kalsel, Wahyuddin di Banjarbaru, Rabu (23/10).

Karena itu, dia mengimbau semua pihak agar  meningkatkan kewaspadaan sebab saat ini masih musim kemarau dengan curah hujan minim. “Kasus karhutla cenderung meningkat. Maka kita tidak boleh lengah,” ujarnya.

Adapun hotspot atau titik api yang terdeteksi berdasarkan pemantauan dilakukan melalui satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), SNPP dan Aqua Terra, imbuh Wahyuddin,  mencapai 103 buah per 23 Oktober ini. Lima hotspot ditemukan di wilayah Kota Banjarbaru, yakni di Cempaka sebanyak 1 titik dan 4 titik di Liang Anggang.

Menurut Wahyuddin, setiap hari pihaknya masih melakukan pembasahan lahan gambut. ‘’Karena lahan gambut mudah terbakar dan sulit dipadamkan. Misalnya, kawasan gambut yang rentan terbakar adalah di kawasan Lingkar Selatan dan Jalan Ahmad Yani Kilometer 17,’’ ujarnya.

Beberapa kesulitan dalam melakukan pemadaman api di lahan gambut, terang Wahyuddin, di antaranya karena kedalaman yang mencapai sekitar 5 meter. Di dalamnya yang terbakar lebih dari 1 meter sehingga api seringkali menyala kembali. Bahkan kadangkala mendadak muncul asap besar dari bawah tanah.

“Ketika siang hari cuaca panas, api kembali berkobar,” jelasnya.

Dia pun mengungkapkan kekhawatirannya terhadap aktivitas pembakaran jerami oleh petani di persawahan untuk persiapan bercocok tanam. Sebab kegiatan itu berpotensi menyebabkan kebakaran.

BPBD Kalsel mencatat, per 22 Oktober 2019, karhutla sudah menghanguskan 6.405,83 hektare lahan di Kalsel.

Dalam hal ini, lahan terbakar sebanyak 6.190,96 hektare meliputi  2.016 kasus. Kemudian untuk hutan yang terbakar seluas 214,87 hektare dengan 58 kasus.

Sedangkan kabupaten/kota dengan kebakaran lahan terluas  didominasi oleh Kabupaten Tanah Laut dengan 1.211,4 hektare. Kemudian,  Kabupaten Banjar 1199,05 hektare dan Kabupaten Tapin seluas 928,13 hektare.

Penulis: Cynthia

Related posts

Pastikan Keamanan Malam Misa Natal, Kapolda Kalsel dan Forkopimda Tinjau Sejumlah Gereja

Selama Tahun 2024, Kejari Banjarmasin Berhasil Selamatkan Uang Negara Rp575 Juta Lebih

Kalsel Zona Hijau, FKPT Tetap Waspada Terhadap Ancaman Terorisme