Banjarmasin, BARITO – Diluar dugaan, Hasil evaluasi tentang PPKM Darurat oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) ternyata kembali mengumumkan bahwa Banjarmasin masih bertahan di level IV.
Keputusan pusat itu, lagi-lagi membuat Pemko Banjarmasin bergeleng. Bagaimana tidak, posisi PPKM level IV yang diyakini akan turun ternyata tidak sesuai harapan.
Dinkes sebenarnya sudah percaya diri bahwa semua indikator telah memenuhi syarat untuk bisa turun level. Meskipun cukup data, namun keputusan tetap ditangan pemerintah pusat.
Banjarmasin adalah satu di antara enam daerah di Indonesia yang masih bertahan di PPKM level empat.
Menanggapi itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengaku tak menyangka, karena sebelumnya data menunjukan bahwa Banjarmsin sudah memenuhi syarat bisa turun level.
Ibnu juga merasa kecewa atas keputusan yang dikeluarkan Pemerintah Pusat tersebut, pasalnya hingga sampai saat ini Banjarmasin masih berada di PPKM Level IV.
“Kami hanya merasa kecewa kenapa Banjarmasin masih berada di Level IV,” ujarnya.
Dengan keputusan Pemerintah Pusat yang masih berada di level IV ini, Ibnu prihatin kepada Masyarakat yang telah turut membantu menekan laju angka Covid-19 ini.
“Kalau seperti ini terus masyarakat warga kota Banjarmasin, apalagi saat ini geliat ekonomi sudah mulai terasa dan bangkit lagi, tetapi tiba-tiba status kita masih PPKM Level IV,”
Kekecewaan juga diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin Machli Riyadi. Ia menyayangkan keputusan tersebut.
Apalagi data-data yang ada pada Dinkes kota Banjarmasin sudah cocok di lapangan.
“Ya tentu kita sangat menyesalkan penetapan ini berdasarkan apa? Kesannya seolah olah kita tidak berupaya. Saya kecewa, sepertinya kinerja kita tidak dihargai, kita siap adu data,” ucapnya dengan nada tinggi
Machli mengatakan, tidak ada data yang berbeda yang disampaikan ke pusat. Bahkan, ungkapnya, angka positifty rate Kota Banjarmasin lebih rendah dibandingkan Kabupaten lain seperti Tapin.
“Kalau dalam penjelasannya Menko ekonomi, positifty rate kita tinggi, padahal berdasarkan data provinsi positif rate kita 2,6 sementara ada yang lebih dan jauh lebih tinggi lihat di data provinsi, yakni Tapin 10. Kenapa dia level dua Kita sudah lebih dari 50%,” bebernya.
Selain itu, machli juga menyatakan, capaian testing di Ibukota Kalimantan Selatan (Kalsel) ini tertinggi dari Kabupaten Kota lainya di Kalsel.
“Lihat data PR nya, dan capaian testing kita Banjarmasin tertinggi di Kalsel,” tegasnya.
Dengan masih ditetapkannya Banjarmasin di PPKM level IV, menurutnya berdampak kepada UMKM di Banjarmasin.
“Penetapan PPKM ini tentu sangat berdampak. Kasihan UMKM dari sektor ekonomi sementara kasusnya sangat melandai sekali,” sesal Machli
Diketahui, dari data saat ini terkait 5 indikator leveling PPKM, jumlah kasus mingguan kota Banjarmasin dari tanggal 28 September hingga 3 Oktober ini berada pada angak 3,9 per 100 ribu penduduk.
Selanjutnya kasus perawatan mingguan yakni diangka 2,5 per 100 ribu penduduk sedangkan Bed Occupancy Rate (BOR) atau hunian tempat tidur di rumah sakit yakni 4 persen.
Indikator keempat yakni capaian vaksinasi yang berada pada angak 50,79 persen. Namun untuk angka vaksinasi lansia masih di 25,34 persen.
Penulis: Hamdani