DIBAWA PULANG-Korban gantung diri di Gang Matsurin BAsirih Selatan bernama M Imam saat dibawa pulang menuju klotok menuju Tamban Batola, sementara Kapolsek Banjarmasin Selatan Kompol Najamudin Bustari saat melihat kondisi gantung diri di pohon Jingah itu bersama pjuhak RS Bhayangkara, Kamis (23/8) pagi. (foto:sum/brt)
Banjarmasin, BARITO
Warga Jalan Gang Mansurin RT 22 Jalan Tembus Mantuil Basirih Selatan Banjarmasin Selatan yang bersiap melakukan aktivitas mendadak geger menyusul kabar orang gantung diri, Kamis (23/8) pagi sekitar pukul 06.30 Wita. Korban bernama Muhammad Imam (23) ditemukan gantung diri di pohon Jingah oleh istrinya Rabiatul Adawiyah (23).
Lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) sekitar 50 meter di belakang rumah mertua korban, atau tepatnya di dekat sungai kecil di tanah milik Muji tetangga korban. Melihat suaminya yang belum satu tahun kawin, Atul berteriak histeris hingga didengar warga lainnya.
Kemudian warga bernama Arfiansyah (30) dan Jantra (30) menurunkan jasad penjual bensin itu yang kemaluannya mengeluarkan cairan. Selanjutnya mertua korban bernama Abdul Julhalik (55) melapor polisi terdekat. Warga langsung melawat dan pihak Biddokes Polda melakukan visum luar
Namun pihak keluarga menolak untuk visum ke kamar mayat rumah sakit. Keluarga korban kemudian membuat surat pernyataan penolakan otopsi maupun visum luar. Korban diketahu pendatang asal Tamban Kecik Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Korban dibawa pulang ke tanah kelahirannya di Sungai Jelai Tamban.
Kapolsek Banjarmasin Selatan Kompol Najamudin Bustari saat ditemui di TKP mengatakan, terakhir korban pamit sama istrinya keluar rumah untuk beli bensin. Namun begitu mertuanya datang, heran, kenapa motor korban masih ada .
Karena bingung mencari mereka kemudian tidur, sambil berharap korban pulang tengah malam, lantaran diduga jalan kaki. Akan tetapi esok paginya, begitu sang istri mau mandi menuju batang darurat, dia melihat di pohon Jingah ternyata korban tergantung dengan tali tambang di lehernya.
“Jadi keluarga korban sudah buat surat penolakan otopsi maupun visum, bahkan dari pihak RS Bhayangkara dr Kompol Pitoyo sudah melakukan pemeriksaan terhadap wajah dan tubuh korban di rumah duka,”bebernya. ndy/mr’s