Inflasi Kalsel Januari 0,31 Persen

Kepala BPS Provinsi Kalsel,Diah Utami ketika menyampaikan berita resmi statistik di kantornya kepada media dan instansi terkait, Senin (3/2) siang.(foto:tya/brt).

Banjarbaru,BARITO – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) merilis, pada bulan Januari 2020 di Kalimantan Selatan terjadi  inflasi sebesar 0,31 persen.

Kepala BPS Provinsi Kalsel,  Diah Utami mengungkapkan, laju inflasi kalender tahun 2019 yaitu bulan Januari 2020 terhadap Desember 2019 sebesar 0,31 persen dan laju inflasi “year on year” adalah 3,07 persen.

“Komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kalimantan Selatan antara lain ikan gabus, minyak goreng, rokok kretek filter, mobil, cabai merah,” ujarnya ketika memberikan keterangan kepada pers dan instansi terkait di ruang rapat BPS Provinsi Kalsel, Senin (3/2) siang.

Diah Utami menuturkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan oleh naiknya sebagian indeks kelompok pengeluaran, yaitu makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,36 persen, kelompok perlengkapan Peralatan dan pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,22 persen, kelompok kesehatan 0,78 persen, Kelompok pendidikan sebesar 0,06 persen, kelompok penyedia makanan dan minuman/ restoran sebesar 0,16 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,60 persen.

Sedangkan perbandingan inflasi di 90 kota di Indonesia, tercatat 79 kota mengalami inflasi, 11 kota mengalami deflasi.

lnflasi tertinggi di Kota Meulaboh sebesar 1,44 persen dan Inflasi terendah terjadi di kota Gorontalo sebesar 0,03 persen.

Sedangkan deflasi tertinggi di kota Bau-Bau sebesar 1,39 persen dan terendah di Kota Kudus sebesar 0,01 persen.

Sedangkan dari kota-kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di wilayah Pulau Kalimantan, 10 kota mengalami inflasi. Dalam hal ini, inflasi tertinggi terjadi di Kota Sintang sebesar 1,10 persen dan inflasi terendah di Kota Banjarmasin sebesar 0,25 persen.

Ekspor Impor Naik

Pada bagian lain, Kepala BPS Provinsi Kalsel,Diah Utami memaparkan bahwa nilai ekspor melalui pelabuhan di Kalimantan Selatan bulan Desember 2019 mencapai US$ 662,76 juta atau naik 1,92 persen dibanding ekspor bulan November 2019 yang mencapai US$ 650,29 juta dan turun 4,06 persen jika dibandingkan dengan nilai ekspor bulan Desember 2018 yang mencapal US$ 690,77 juta.

Kelompok komoditas barang berdasarkan HS 2 dijit yang paling banyak diekspor adalah kelompok bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$ 558,59 juta dan negara tujuan ekspor terbesar adalah Tlongkok dengan nilai US$ 184,06 juta.

Sedangkan nilai impor Kalimantan Selatan bulan Desember 2019 sebesar US$ 119,70 juta atau naik sebesar 19,94 persen dlbanding lmpor bulan November 2019 yang mencapai US$ 99,80 juta.

“Sedangkan jika dibandingkan dengan nilai impor bulan Desember 2018, nilai tersebut turun sebesar 5,81 persen yang pada saat itu nilainya mencapai US$ 127,09 Juta,” urainya.

Diah juga mengungkapkan bahwa komoditas barang berdasarkan HS 2 dijit yang paling banyak diimpor adalah kelompok bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$ 109,84 juta dan negara asal lmpor dengan nilai terbesar adalah Singapura sebesar US$ 79,03 Juta.

Penulis: Cynthia

Related posts

Pastikan Keamanan Malam Misa Natal, Kapolda Kalsel dan Forkopimda Tinjau Sejumlah Gereja

Aplikasi BYOND By BSI Mudahkan Pelayanan untuk Masyarakat

Selama Tahun 2024, Kejari Banjarmasin Berhasil Selamatkan Uang Negara Rp575 Juta Lebih