Banjarbaru, BARITOPOST.CO.ID – Lahan rawa lebak di Desa Jejangkit yang disulap menjadi lahan pertanian dengan memanfaatkan teknologi, keberadaannnya akan dikawal pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan) RI hingga 3 tahun ke depan.
“Ini merupakan titik awal bagi pengembangan lahan rawa lebak, sebagaimana tema dari peringatan HPS 2018, yaitu Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa Lebak dan Pasang Surut Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045,” jelas Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Ir Pending Dadih Permana, dipenutupan HPS ke-38 2018, Minggu (21/10).
Bahkan, sambung Pending Dadih, diharapkan Kalsel akan menjadi contoh dan patut ditiru daerah lain dalam pemanfaatan lahan rawa lebak ini.
“Kalau boleh saya katakan satu kata untuk Kalsel, yaitu Kalsel Luar Biasa. Kalau boleh ditambah satu kata, Kalsel sangat luar biasa. Kalau boleh ditambahkan satu kata lagi, maka Kalsel sangat-sangat luar biasa,” ucapnya disambut tepuk tangan tamu undangan.
Menurut Pending Dadih, kesuksesan ini tidak lepas dari peran Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor, yang terlibat langsung sejak awal persiapan hingga akhir penutupan ini.
Pending menceritakan bagaimana Paman Birin selalu ada dan berkoordinasi dengan pihaknya di kementerian pertanian.
“Waktu saya mau datang ke Kalsel, beliau (Paman Birin, Red.) selalu ada, dan bahkan menunggu kedatangan kami yang terlambat. Kemudian di waktu lainnya kami mau datang, tau-taunya Beliau sudah ada di lahan persawahan dan sudah berlumpur-lumpur. Saya jadi malu sendiri” jelasnya.
Pending mengakui keteladanan yang luar biasa dari seorang Paman Birin, hingga bisa menggerakkan semua komponen masyarakat untuk berpartisipasi dalam menanam padi di lahan HPS di Desa Jejangkit Muara.
Sementara Gubernur menegaskan, peringatan HPS Ke-38 tahun 2018 tidak berhenti di sini. Artinya ada kelanjutan dalam menggerakkan sektor pertanian di Kalsel.
“Kemaren Pak Menko Perekonomian, Pak Mentan mengatakan kepada saya, pemanfaatan lahan rawa lebak ini akan terus dikawal hingga tiga tahun ke depan” katanya.
Selain itu, Paman Birin juga menggagas lahan pertanian berbasis wisata. Artinya pertanian tidak hanya menanam padi, tetapi juga dapat dikembangkan menjadi objek wisata.
Acara penutupan diisi dengan penyerahan penghargaan diantaranya untuk stan terbaik dalam pameran HPS. Stan terbaik dibagi dalam beberapa kategori : instansi pemerintah, pemda, BUMN.
Kategori instansi pemerintah dijuarai oleh Kementerian Pertanian. Kemudian stand Pemprov Kalsel menjadi stand terbaik kategori pemda dan PT Pupuk Indonesia menjadi stand terbaik dari BUMN dan swasta. Sedangkan stan favorit adalah PT Bayer Indonesia.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menuturkan bahwa lahan pertanian di Jejangkit akan dikawal selama tiga tahun. Pemerintah pusat menurutnya juga berkomitmen untuk mendukung pertanian lawa lebak tersebut melalui kucuran dana.
Selain itu, tukasnya, akan ada insentif pembinaan dari Kementerian Pertanian nanti untuk pertanian Kalsel.
Dukungan JAPFA Foundation
Terkait ketahanan pangan di Kalsel, JAPFA Foundation bersama PT JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk beserta unit-unit usaha seperti PT Ciomas Adisatwa, Best Meat dan Japfa Group menyatakan berkomitmen mendukung bidang ini.
Head of JAPFA Foundation, Andi Prasetyo di Banjarmasin, Sabtu, menyatakan bentuk komitmen itu diwujudkan, satu diantaranya dengan keikutsertaan JAPFA Foundation dan Japfa Group dalam perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2018, dari 18 hingga 21 Oktober 2018.
Menurut dia, sebagai organisasi kemanusiaan yang juga ikut berpartisipasi dalam program-program pengentasan kelaparan dan pemerataan pangan Nasional, JAPFA Foundation dan Japfa Group hadir dalam pameran gelar teknologi pangan, kampung peternakan, kampung perkebunan, kampung tanaman pangan, kampung hortikultura dan kampung lestari.
Hingga saat ini, ungkap dia JAPFA Foundation sudah melakukan beberapa kegiatan terkait ketahanan pangan Nasional. Selain itu, juga memiliki beberapa program yang bisa diperlihatkan kepada hadirin maupun pengunjung pameran pada perayaan HPS 2018.
“JAPFA Foundation bersama Japfa Group dalam menghadiri kegiatan ini sebagai ajang unjuk kegiatan yang selama ini telah dilakukan,” jelasnya.
Sementara itu, fokus terhadap ketahanan pangan dalam skala Nasional, tegas Andi telah cukup lama menjadi perhatian JAPFA Foundation. Dan ini kemudian dibuktikan dengan terbentuknya program-program ketahanan pangan dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait, termasuk pemerintahan.
Ia menambahkan di samping sebagai unjuk kegiatan, pihaknya berharap keikutsertaan JAPFA Foundation dan Japfa Group pada perayaan HPS 2018 bisa menarik para pengunjung umum maupun stakeholders lain agar bisa ikut berpartisipasi dalam program ketahanan pangan yang sudah diinisiasikan ke berbagai pihak.
Beberapa program yang saat ini masih berjalan dan akan terus dikembangkan, diantaranya, sebut Andi, adalah YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services Programme) dan program beasiswa SMK Agroteknologi dan Agribisnis.
“Kami berkomitmen untuk terus berusaha memberikan kontribusi untuk ketahanan pangan Nasional dari berbagai sisi, mulai dari pendidikan hingga pemerataan ekonomi berbasis UMKM dan entrepeneur sosial,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, bertajuk “Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Pertanian Produktif, Hari Pangan Sedunia 2018” memiliki tujuan Nasional yakni meningkatkan kesadaran seluruh pihak akan pentingnya ketahanan pangan di Indonesia demi tercapainya resolusi ‘Zero Hunger in 2030’.
Hari Pangan Sedunia 2018 merupakan acara tahunan yang dilaksanakan oleh seluruh Negara di Dunia sebagai komitmen bersama dalam mengentaskan kelaparan yang banyak terjadi di beberapa Negara, bertemakan “Our Actions are Our Future”, Hari Pangan Sedunia 2018 ini dapat menghasilkan gerakan yang massive untuk merealisasikan cita-cita Dunia mengentaskan kelaparan. ant/slm/tya